Bonek Wani
VIDEO: Agus Dwi Laksono, Bonek yang 'WANI' Mandiri Meski dengan Keterbatasan Fisik
Atribut seperti topi, syal, serta masker bertema Persebaya dan Bonek dijajakan oleh Agus Dwi Laksono (19) di Jalan Lebak Jaya.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tepat di Gapura hijau bertuliskan Jalan Lebak Jaya II A, terdapat gerobak berjajakan atribut Persebaya yang tertata rapi lengkap dengan lampu remang guna menarik mata yang melintasi jalanan.
Atribut seperti topi, syal, serta masker bertuliskan Persebaya dan Bonek dijajakan oleh Agus Dwi Laksono, pemuda 19 tahun yang mengaku idolakan Persebaya sejak kecil.
Dari dagangannya itu, Agus berjuang melawan kerasnya hidup meski dengan keterbatasan fisiknya sejak lahir.
Agus menjajakan dagangannya mulai dari topi dengan harga Rp 35 ribu dan Syal seharga Rp 45 ribu serta masker atau baf seharga Rp 10 ribu
(Terus Bertambah, Rumah di Pasuruan yang Digeledah Terkait Teror Bom Tersebar di 3 Kelurahan ini)
(Kunjungi Lamongan, Khofifah Pilih Sowan ke Pondok Pesantren Karangasem Paciran)
Terkadang, rekannya bernama Erfan juga ikut membantunya.
“Sebelum berupa gerobak dulu hanya meja biasa,” tutur Erfan.
Sore hari tepat pada pukul 16.00 WIB Agus sudah bergegas membuka lapaknya, dengan pendapatan tidak menentu Agus tetap berjuang untuk tidak meminta kepada Kakek dan Neneknya.
“Paling laris ya bisa dapat Rp 75 ribu,” ujarnya kepada TribunJatim.com. Senin, (23/7/2018).
Selama 2 tahun menjual atribut Persebaya, perjuangan Agus tidak mudah.
Ia acap kali berhadapan dengan Satpol PP yang memintanya menutup lapak.
“Waktu hujan juga susah juga dan terpaksa harus tutup jualan dulu,” terang pemuda yang mengidolakan Rizaldy Fauzi ini.
(Terus Bertambah, Rumah di Pasuruan yang Digeledah Terkait Teror Bom Tersebar di 3 Kelurahan ini)
(Korban Jambret di Jl Arjuno Alami Luka Serius di Kepala, Dokter RSUD Dr Soetomo Jalankan Operasi)
Saat ini Agus diasuh oleh Kakek dan Neneknya.
Selama masih sekolah ia selalu diantarkan oleh Neneknya dan kini ia berjuang sendiri menghidupi neneknya.
Dari hasil dagangannya, ia gunakan untuk membeli tiket laga Persebaya, tanpa meminta kepada Neneknya.