Kapolrestabes Surabaya: Rasa Nasionalisme Bisa Membendung Aksi Radikalisme
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan aksi radikalisme bisa dibendung dengan rasa nasionalisme.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan aksi radikalisme bisa dibendung dengan rasa nasionalisme.
Pernyataan tersebut dikatakan Rudi saat Forum Diskusi Kebangsaan bersama Gema Indonesia, Perhumas, Aliansi Pelajar Surabaya, dan Forum Antar Umat Beragama, Sabtu (28/7/2018).
"Rasa nasionalisme inilah yang bisa membendung radikalisme. Kita harus tumbuhkan kembali rasa nasionalisme di kalangan generasi millenial," ujar Kombes Pol Rudi Setiawan.
• Manchester United vs Liverpool ICC 2018 - Debut Sempurna Xherdan Shaqiri Bawa The Reds Menangi Laga
Rudi menjelaskan Polrestabes Surabaya telah memiliki surveillance untuk memantau kelompok-kelompok yang dinilai tidak bertanggung jawab.
"Kami berupaya mendekati mereka dan mengambil langkah deradikalisme. Ada langkah preventif untuk mencegah berkembangnya ideologi radikal," kata Rudi.
Selain itu, lanjutnya, langkah preventif juga telah ditempuh polisi dengan berdiskusi bersama pelajar, komunitas, maupun stakeholder lainnya terkait bahaya radikalisme.
"Dialog dengan pelajar dan mahasiswa untuk memberikan pemahaman tentang kewajiban menjaga NKRI," ungkap Rudi.
Sementara itu, Ketua Perhumas Surabaya, Suko Widodo selaku pembicara pada diskusi tersebut mengatakan memiliki pemikiran yang sama.
• Andik Jual Perempuan pada Pria Hidung Belang, Polrestabes Surabaya Ungkap Keterlibatannya
"Nasionalisme adalah kunci utama untuk menangkal penyebaran virus radikalisme," jelas Suko.
Oleh karenanya, lanjut Suko, keberagaman budaya di seluruh Indonesia khususnya Surabaya tetap dijaga agar tidak dipecah belah.
"Melalui nasionalisme inilah rasa kesatuan dan persatuan di tengah perbedaan bisa dimunculkan. Kalau sudah begitu, maka radikalisme sudah tidak punya ruang lagi," kata Suko.