Kisah Unik Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila, Guru Idola nan Tampan yang Viral di Medsos
Pemuda yang namanya viral di Medsos ini ternyata guru idola nan tampan. Dialah Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila tampak sedang berdiskusi dengan muridnya di SMAN 3 Kota Pasuruan, Senin (30/7/2018) siang. Anak muda yang lagi viral di media sosial (medsos) karena namanya yang unik itu merupakan guru sejarah di SMAN 3 Kota Pasuruan.
Sebelum menjadi guru, ia menempuh pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Pendidikan Sejarah. Sabtu lalu, Ganyang baru saja di wisuda dari kampusnya.
Sebelum diwisuda Ganyang sudah menjadi pendidik di SMA negeri ternama ini. Dia merupakan anak kedua pasangan suami istri (pasutri) Prajitno Putro dan Eni Widayawati.
• Inilah Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila, Wisudawan Prodi Sejarah UM yang Viral di Medsos
Ganyang anak kedua dan memiliki kakak perempuan bernama Bella Nusa Bangsa dan satu adik laki-laki bernama Bara Tegak Keadilan. Dia kelahiran Pasuruan, 1 Oktober 1992.
Pria 26 tahun ini tampak ramah dengan para siswa kelas X SMA 3 Kota Pasuruan. Dia terlihat sedang berdiskusi dan memberikan materi kepada muridnya. Padahal, saat Surya menemuinya di sekolah, yang bersangkutan sedang tidak ada jadwal mengajar di dalam kelas.
"Pak Ganyang orangnya baik, murah senyum, dan kalau menjelaskan itu enak. Apa yang disampaikannya mudah dipahami dan dimegerti," kata Maudi Berlianita, salah satu muridnya.
• Aktif di Organisasi, Ganyang Penghalang Demokrasi Pancasila Ternyata Guru SMA Negeri Ternama ini
Di kalangan siswa dan siswi SMA 3 Kota Pasuruan, Ganyang dikenal sebagai sosok guru muda yang berpendidikan dan berprestasi. Ganyang menjadi salah satu idola di sekolah ini. Wajar saja, selain masih berusia muda, Ganyang juga memiliki wajah yang rupawan.
Selain itu, pria yang mengaku juga memiliki hobi menonton film ini memiliki postur tubuh yang sangat tinggi. Meski demikian, Ganyang tidak dikenal sebagai guru yang jahat atau killer di kalangan siswanya.
Kepada Surya (Grup TribunJatim.com), Ganyang mengaku memiliki beban berat dengan nama yang disandangnya ini. Kata dia, namanya ini mengandung banyak makna. Sehingga dirinya tidak bisa sembarangan dalam bersikap ataulun bertutut kata.
"Nama Pancasila ini yang susah. Beban moral. Saya harus menjaga nama baik saya, pancasila. Ini simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Tapi, secara umum saya suka dan bangga meski nama saya seperti ini," katanya.
• Sidoarjo Heboh dan Geger, 3 Tali Pocong Kafan Jenazah Hilang Dicuri dari Makam Pakai Batok Kelapa
Dijelaskannya, dari kecil dirinya memang sudah rajin membaca buku sejarah. Nah, namanya itu kan diambil dari sejarah yang terjadi di tahun 1992. Ia menyebut, saat itu, Indonesia sedang diserang dan Pancasila nyaris dikalahkan.
"Saya menyandang nama pancasila harus bertindak sesuai dengan pancasila. Nah saya harus bisa menjaga keutuhan Pancasila dan siapa saja yang hendak menghancurkan atau tidak pro dengan pancasila. Bhinneka Tunggal Ika harus tetap dijaga," terangnya.
Maka dari itu, ia memiliki misi untuk mengajak generasi muda sekarang mencintai dan menghargai pancasila. Selain menjadi simbol negara, pancasila juga menjadi identitas negara. Jangan sampai pancasila dihilangkan dan harus dijaga sekaligus dipertahankan dalam kondisi apapun.
"Saya mulainya dari kelas saya di sekolah ini. Saya ajarkan dan arahkan bagaimana pentingnya pancasila dan bagaimana bahayanya jika pancasila hilang dan hancur. Saya ingin anak-anak sekarang tetap mencintai nilai - nilai pancasila karena ancaman kemajuan teknologi untuk pancasila semakin tinggi," paparnya.
• Usai Lihat Konser Dangdut dan Kejar-kejaran Bak Film Action, Bom Bondet Menyalak di Pasuruan
Prajitno Putro mengatakan memang sengaja memberikan nama anaknya sesuai dengan kejadian yang terjadi saat itu. Ketiga anaknya memiliki nama yang sama dengan kejadian yang terjadi saat itu. Pertama, sesuai dengan hari kartini, dan berharap bisa menjadi kartini.