Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Kuli Angkut Berpenghasilan Rp 30 Ribu Per Hari yang Bisa Naik Haji

Niat yang tulus untuk bisa beribadah haji, Matoyin, seorang buruh angkut pasar dan istrinya penjual bunga akhirnya bisa naik haji tahun ini.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Hanif Manshuri
Matoyin dan Muniroh pasangan suami istri yang bekerja sebagai kuli panggul dan penjual bunga saat persiapan berangkat haji, Selasa (31/7) 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Siapapun umat Islam pasti ingin bisa menunaikan rukun Islam yang ke lima, yakni haji.

Ada yang sampai harus menuggu puluhan tahun dan ada pula yang harus menabung dari hasil pekerjaan yang mungkin sebagian orang melihatnya dianggap sepeleh dan lama untuk mencapainya.

Namun tidak dengan dua CJH asal Lamongan, Matoyin bersama sang istri, Muniroh, warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Kalitengah Lamongan Jawa Timur.

Niat yang tulus untuk bisa beribadah haji, Matoyin, seorang buruh angkut pasar dan istrinya penjual bunga akhirnya bisa naik haji tahun ini.

Dielu-elukan Bocah SD Lucu, Soeharto Malah Tak Senang, Ucapannya Terbukti Saat Kekuasaannya Tumbang

"Saya dan istri menabung selama puluhan tahun dari hasil berjualan bunga," kata Matoyin.

Istrinya menyisihkan uang dari hasil setiap hari menjual kembang, sementara Matoyin dari kerja sebagai
kuli angkut di pasar disisihkan untuk ditabung setelah untuk kebutuhan setiap hari.

Matoyin, kesehariannya hanyalah seorang kuli angkut di Pasar Desa Tunjung Mekar, Kecamatan Kalitenga yang tak jauh dari desanya. Bermodal sepeda angin, tiap pagi Matoyin menunggu orang untuk memanfaatkan jasanya dengan mengantar barang kulakan pembeli.

"Ke pasar setiap hari. Nyanggong pembeli maupun penjual yang akan memanfaatkan jasa saya untuk mengangkatkan belanjaan," ungkap Matoyin.

Diakui, penghasilannya memang tidak seberapa, hanya sekitar Rp 30 ribu perhari.

Ternyata dengan penghasilan perhari Rp 30 ribu itu ia berhasil menabung untuk pergi ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

"Alhamdulillah, Allah sudah memberi kesempatan dan memanggil saya bersama istri," katanya CJH yang masuk Kloter 48 Lamongan.
Puluhan tahun menabung Matoyin dan istrinya akhirnya mendapatkan nomor porsi."Saya mendaftar haji sejak 2010 lalu," katanya.

Apa kata Muniroh, meski rejeki yang didapat suaminya dan rejekinya sebagai penjual bunga tak seberapa, ia dan suami mendambakan bisa ke Baitullah.

Matoyin dan Muniroh akan bersama 1.820 Calon Jamaah Haji asal Lamongan lainnya berangkat ke tanah suci.

Apakah akan tetap menekuni pekerjaan semula usai pulang haji nanti, Matoyin dan Muniroh hanya mengatakan, mereka akan mensyukuri pekerjaan yang ditekuni selama ini yang sudah mengantarkannya ke rumah Allah."Nggi tetap mawon kerjone," kata Muniroh.

(Surya/Hanif Manshuri)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved