Kemarahan Soekarno Saat Soeharto Diam-diam Temui Istrinya Demi 3 Hal Ini, Bu Tien Ikut Cemburu
Pertemuan rahasia antara Soeharto dan istri Soekarno, Dewi itu membuat Bu Tien cemburu. Soekarno juga marah besar
TRIBUNJATIM.COM - Memasuki tahun 1965, kekuasaan Soekarno sudah memasuki senjakala.
Sejumlah peristiwa besar pun terjadi.
Satu di antaranya adalah peristiwa Gerakan 30 September.
Kala itu peristiwa 1965 benar-benar telah mempengaruhi kestabilan politik dan keamanan Indonesia.
• Tantang Toyota Fortuner dan Pajero Sport, Nissan Terra Tawarkan Harga Lebih Murah, Intip Fiturnya!
Presiden Soekarno tak tinggal diam dan bertanggung jawab mengusut tuntas hal itu.
Melalui Supersemar, Soekarno selaku presiden RI memerintahkan Mayjen Soeharto selaku Pangkopkamtib agar mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan.
Soeharto lantas bergerak melaksanakan perintah pemulihan keamanan sesuai yang diinstruksikan padanya.
Semua orang yang dekat dengan Bung Karno diinterogasi perihal Gerakan 30 September (G30S).
Termasuk istri Soekarno yang berasal dari Jepang, Ratna Sari Dewi Soekarno.
Namun tak mudah bertemu dengan Dewi Soekarno.
Soeharto harus berhati-hati dalam bertindak.
Dilansir dari Surya, Maka diperintahkannya Brigjen TNI Yoga Sugomo selaku asisten I (Intelijen) Kostrad bersama dengan Martono untuk merancang sebuah pertemuan rahasia dengan Dewi Soekarno.
Soeharto dan Ratna Sari Dewi direncanakan bertemu pada 20 Maret 1966 di lapangan golf Rawamangun, Jakarta Timur.
"Tidak mudah mengatur pertemuan itu karena Dewi adalah istri presiden. Oleh karena itu, diusulkan agar pertemuan dilakukan secara tidak resmi.
Rencananya, Soeharto akan bertemu dengan Dewi di lapangan golf," kata Yoga yang dikutip dari buku biografinya, Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar.