Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Inilah Tips Ampuh, Hindarkan Anak dan Perempuan Jadi Sasaran Jambret di Jalanan Surabaya

Jambret yang merajalela di jalanan Surabaya harus diantisipasi perempuan dan anak dengan tips ampuh ini.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Mujib Anwar
THINKSTOCKS/ADRIAN HILMAN
Ilustrasi 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Belakangan ini kembali marak aksi kejahatan jalanan di Kota Surabaya. Sasaran utama kebanyakan kaum lemah, yakni para perempuan dan anak. Sehingga, para orang tua di Surabaya mencemaskan kondisi tersebut.

Apalagi para pelaku kejahatan jalanan tersebut kian nekat. Dengan menyasar korban perempuan meski tidak naik motor sendirian. Ternyata diantar ojek online pun, pelaku tetap mengincarnya.

"Miris. Sudah seharusnya petugas keamanan menjamin keamanan warganya. Namun orang tua juga harus preventif," kata Yulyani Dewi, pegawai KPU Jatim, Minggu (4/8/2018).

Berikut Tips yang disampaikan Yulyani, mewakili kaum perempuan di Surabaya yang prihatin dengan banyaknya jambret yang menyasar kaumnya. Tujuannya, agar para orang tua, anak dan remaja perempuan tidak jadi sasaran pelaku kejahatan di jalan.

Berikut tipsnya:

Orang tua wajib bersikap preventif kepada setiap anak dan remaja perempuannya. 

Untuk anak di bawah 12 tahun jgn biarkan kemana-mana sendirian.

Untuk anak diatas 12 tahun termasuk remaja perempuan agar orang tua tidak memberikan fasilitas berlebihan. 

Hindari mereka naik kendaraan sendirian. Naik ojek online atau taksi online saja.

Naik kendaraan bukan di tempat sepi atau berkendara pada larut malam atau pagi sebelum pukul 06.00 WIB.

Berpakaian dan beratribut sederhana. Mengenakan tas tanpa merk dan orang tua kasih uang secukupnya. 

Kalau membawa HP, anak dan remaja perempuan tak perlu memainkan HP di perempatan atau lampu merah.

Lebih aman semua tas dan barang bawaan dimasukkan ke dalam jok motor. 

Orang tua ajak anak di bawah 12 tahun  menghapal nama jalan rumah dan nomor HP orang tua. 

Jangan lupa minta dan simpan nokor kontak wali murid dan bergabung dengan group WA sekolah atau ikatan walimurid.

"Kalau kita punya grup sekolah dan wali murid, jika terjadi apa-apa bisa terdeteksi. Bahkan jika anak kita tidak mengikuti kegiatan sekolah akan termonitor," tegas Yulyani. (Surya/Faiq)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved