Hari Kemerdekaan RI
Gelar Upacara di Tempat Pembuangan Akhir, Warga Pakusari Jember Kampanyekan Peduli Lingkungan
Hari ini puluhan pelajar, pemulung, dan warga Pakusari Jember, Jawa Timur menggelar upacara bendera di tempat yang kurang lazim dan berbeda.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Banyak cara untuk mengekspresikan gelora semangat kemerdekaan.
Hari ini puluhan pelajar, pemulung, dan warga Pakusari Jember, Jawa Timur menggelar upacara bendera di tempat yang kurang lazim dan berbeda.
Pada momen kemerdekaan ini, mereka melakukan upacara di tumpukan sampah yang diratakan dengan tanah, tepatnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari, Dusun Lamparan, Desa Kertosari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jumat (17/8/2018).
Uniknya upacara yang digelar di TP itu dengan mengibarkan bendera raksasa berukuran 15x9 meter, yang dipasang di tiang setinggi 45 meter.
“Upacara bendera ini kami laksanakan memang dengan konsep unik, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa nasionalisme di kalangan para pemulung. Karena tidak hanya di bangku pendidikan, rasa nasionalisme itu ditanamkan,” terang Muhammad Masbud, Koordinator TPA Pengolahan Sampah TPA Pakusari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember kepada Tribunjatim.com.
Masbud menambahkan, pelaksanaan upacara di TPA ini sebenarnya tiap tahun dilakukan. Namun bendera raksasa dihadirkan agar para pemulung tumbuh rasa cinta tanah air ketika bekerja.
“Tetapi kita ingin lebih menyemarakkan dengan mengibarkan bendera raksasa yang dikibarkan di tengah lapangan sampah yang sudah diratakan dengan tanah, agar kami meskipun bekerja mengolah sampah, tapi juga masih cinta tanah air,” tandasnya.
Selain menumbuhkan rasa cinta tanah air, upacara di TPA kali ini juga sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat luas, mengenai pentingnya hidup bersih dan peduli lingkungan.
• Mana yang Dipilih Supriadi? Tawaran 3 Klub, atau Tawaran Belajar ke Liverpool dari Tri Rismaharini
“Pelaksanaan ini inisiatornya dari komunitas peduli lingkungan dan masyarakat. Mari kita jaga kebersihan sekitar, dan jangan membuang sampah sembarangan. Karena kebersihan wajib hukumnya,” kata Masbud.
“Selain itu, kami juga menghimbau untuk kurangi penggunaan plastik, karena sampah organik dapat diurai, tapi jika kantong, atau bungkus plastik menjadi tumpukan dan masalah lingkungan,” sambung Masbud.
Masbud berharap kegiatan positif ini dapat menyadarkan masyarakat sehingga cita-cita bebas dari sampah dapat terwujud.
"Mulai lah dari hal yang sederhana, buanglah sampah pada tempatnya, semoga masyarakat sadar," harapnya.
• Pemkab Lamongan Gelontor 14.560 Tabung Melon di Pasar Murah
Sementara itu, salah satu pemulung di TPA Pakusari Suhartono (45) mengatakan, jiwa nasionalisme juga ada di dirinya.
“Kami yang sehari-hari mengurus sampah, juga punya jiwa cinta tanah air. Setiap hari membersihkan sampah untuk menjaga lingkungan, mari kita peduli,” tandasnya.
Salah satu peserta upacara, siswi kelas 8 SMP Al Mutazam Imroatus Sholihah menyampaikan, pengalaman ikut upacara bendera di lokasi pengolahan sampah pertama kali diikutinya.
“Pengalaman berharga bisa upacara di sini. Jangan menilai sebelah mata tugas pemulung, mereka punya jiwa nasionalis, dan peduli dengan sampah. Jadi mari bersama-sama jaga lingkungan,” kesannya. (ew)