Harga Kedelai Impor Naik, Tempe Jadi Lebih Mini dan Dibonsai
Tempe saat menjadi lebih mini dan harus dibonsai, dengan naik dan tak terkendalinya harga kedelai impor.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Kaum emak-emak yang biasa membeli tempe jangan kaget kalau tempe yang dibeli dalam sepekan ini ukurannya lebih mini.
Ukuran tempe yang semakin kecil itu bukan karena tempe kempes terkena angin, namun karena kenaikan harga kedelai impor sebagai bahan baku tempe.
Tempa adalah lauk yang masih menjadi pilihan dan digemari masyarakat pada umumnya. "Harga kedelai impor naik, mengikuti dolar," kata Rochim pengrajin tempe di Kelurahan Sukomulyo Lamongan saat ditemui Tribunjatim.com, Rabu (6/9/2018).
Karena harga kedelai baik dari Rp 6,8 ribu perkilogram menjadi Rp 7,5 ribu perkilogram, para pengrajin tempe terpaksa harus mengurangi ukuran rata-rata 1 sentimeter.
"Tempa itu kan tidak dijual timbangan, tapi batangan," kata Rochim.
Jadi dengan naiknya harga kedelai impor yang mengikuti dolar, pengrajin tidak perlu harus merekayasa produksi dengan menambah campuran.
Cukup memperkecil ukuran dengan kualitas yang sama. Para pengrajin tempe saat ini juga mengurangi produksi.
Seperti Rochim, dari biasanya memproduksi tempe dengan bahan bakum 2 kuwintal kedelai perhari kini turun 1, 5 kuwintal kedelai perhari.
Pengurangan produksi itu selain karena harga kedelai impor naik, juga karena keadaan pasar." Sepi pembeli dan daya beli masyarakat anjlok," katanya.
Rochim dan pengrajin tempe lainnya berharap tetap bisa melayani kebutuhan masyarakat akan kebutuhan tempe, meski ukuran tempe berkurang.
Para produsen tempe berharap pemerintah cepat turun tangan mengatasi kenaikan harga kedelai impor.
Saat pemerintah hadir mengatasi agar harga kedelai bisa dikendalikan seperti sebelumnya.
"Jangan sampai terjadi kenaikan yang tidak terbendung," katanya.
Pengrajin tempe tidak mungkin beralih bahan baku kedelai lokal hanya karena menghindari harga kedelai impor yang susah dikendalikan.
Para pengrajin tempe seperti Rochim hanya terbantu dengan jumlah stok kedelai yang dibelinya masih mencukupi.
Rochim mengakui belum melihat ada tanda-tanda harga kedelai impor turun.
Yang terjadi aik terus," tegas Rochim yang mempekerjakan 5 karyawan ini. (Hanif Manshuri)