Awalnya Tak Digubris, Ucapan Soeharto ke Soekarno Sebelum Tumbang Terbukti Saat G30S/PKI Terjadi
Jika saja Soekarno percaya pada ucapan Soeharto ini, bisa saja pemberontakan G30S/PKI tidak terjadi
Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM - Memasuki bulan September, ingatan sebagian orang tentu akan langsung melayang pada peristiwa G30S yang terjadi pada tahun 1965 silam.
Peristiwa pemberontakan tersebut memang terjadi pada tanggal 30 September 1965.
Saat itu sejumlah jenderal Angkatan Darat diculik.
Sampai saat ini, peristiwa tersebut masih menjadi kontroversi.
• Sebelum Ceburkan diri ke Kolam Pemancingan di Sukomanunggal Surabaya, Korban Sempat Mengeluh Sakit
Meski demikian, sejumlah tokoh pun juga pernah berbicara mengenai peristiwa itu, dan berbagai hal yang melatarbelakanginya.
Itu seperti yang disampaikan oleh seorang politisi yang pernah menjadi anggota MPR RI, Pontjo Sutowo.
Kisah itu disampaikan Pontjo dalam buku berjudul "Pak Harto, The Untold Stories".
Dalam buku itu, Pontjo menceritakan, suatu saat menjelang Konferensi Tingkat Tinggi APEC pada tahun 1994, dia pernah hanya berdua dengan Soeharto.
• Sebut Tak Ada Pasangan Capres Ideal, Mahfud MD Beberkan Soal Pilihannya di Pilpres 2019
Kala itu, Soeharto sedang melakukan inspeksi persiapan acarqa di Istana Bogor.
Ruangan demi ruangan yang ada di Istana Bogor pun mereka lewati.
"Saya lewat sini bersama Bung Karno. Saya berbicara sangat dekat dengan Bung Karno untuk menyampaikan bukti keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam pemberontakan bersenjata,"kata Pontjo menirukan ucapan Soeharto kala itu.
Pontjo menyebutkan, saat itu Soeharto mengaku sudah membawa barang bukti berupa senjata Tjung yang berhasil dirampas dari tangan Pemuda Rakyat di Lubang Buaya, setelah RPKAD masuk ke wilayah Halim.
• Hilang di Ubud Bali, 2 Turis Amerika Akhirnya Ditemukan Selamat Berkat Postingan Viral di Facebook
"Bantuan senjata jenis ini dari RRC mengemuka ketika PKI mengusulkan dipersenjatainya kaum buruh dan petani sebagai Angkatan Kelima,"ujar Pontjo.
Saat itu, Presiden Soekarno dalam kondisi sangat berkuasa.
Oleh karena itu, Soeharto pun berusaha meyakinkan Soekarno bahwa dirinya tidak bermaksud merebut pengaruh, dan kekuasaan dari tangan Soekarno.