Suka Menolong Sejak Kecil, Rumah Excel Mahasiswa Unair yang Tewas saat Liburan Dibanjiri Temannya
Suka menolong dejak kecil, rumah Excel mahasiswa Unair yang tewas saat liburan di pantai Malang dibanjiri temannya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Meninggalnya mahasiwa Fakultas Hukum Unair, Excel Genius Darmawan (20) meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Pasalnya Excel merupakan anak tunggal dari Dedy Darmawan (45) dan Siti Aminah (44).
Ditemui SURYA.co.id (Tribunjatim.com Network), dengan mata sembab dan menahan tangis Siti menceritakan sosok putra semata wayangnya yang tewas di Pantai Bantol Malang saat berlibur dengan teman-temannya.
"Anaknya memang suka menolong sejak kecil, sering saya tahu dia ngasih uangnya ke temannya yang nggak punya uang saku. Anaknya juga sangat aktif," urainya, Senin (17/9/2018).
Sebelum berangkat ke Malang, Siti mengungkapkan sempat mengantar anaknya bertemu rombongan di jalan Ahmad Yani. Karena kebiasaan traveling Excel, Siti sama sekali tidak mengkhawatirkan kepergian anaknya.
"Nggak ada firasat apapun, saya sempat merasakan sedih seperti kehilangan tiap berdoa sebulan lalu. Tapi saya nggak tahu kalau mungkin itu pertanda kepergian Excel," ujarnya.
Keaktifan Excel dalam berorganisasi menurutnya tidak bisa dibatasi apalagi saat ini Excel sudah semester lima. Sehingga semakin dewasa menentukan pilihannya.
"Kalau bapaknya maunya dia kurangi kegiatan di luar pelajaran kuliah, maunya diminta bantu usaha keluarga di Mojokerto di bidang fotografi. Apalagi Excel memang hobi foto-foto," ungkapnya.
Menurutnya, Excel mengungkapkan akan meneruskan usaha orang tuanya saat lulus. Sehingga ingin fokus pada berbagai kegiatannya saat ini.
Luasnya jaringan organisasi yang diikuti Excel terlihat dari banyaknya tamu yang datang ke rumah duka.
Menurut Siti, tamu terus berdatangan sejak jenazah tiba. Mulai dari teman SD, SMP, SMA hingga kuliah.
"Saat dikabari temannya kalau Excel tenggelam, saya masih berharap bisa diselamatkan. Ternyata waktu saya sampai Malang Excel sudah tiada," kenangnya.
Sementara Dedy, Ayah Excel terlihat sangat terpukul dengan kepergian putranya.
Menurutnya, kegiatan Excel memang cukup banyak. Iapun sempat melarang Excel untuk bepergian ke luar kota.
"Saya mau ngelarang ya sulit sekarang dia sudah besar. Saya pinginnya kegiatan yang tidak begitu mendukung akademik dikurangi, keluar kota juga. Soalnya nanti resiko kecelakaan juga lebih besar di jalan," urainya.
Dedy mengaku sempat gelisah tiga hari lalu saat Excel mau berangkat keluar kota. Apalagi ia merasakan sejumlah hal yang nampak seperti firasat buruk sejak seminggu lalu.
"Ya saya ngerasa di bawah tangga itu wangi sekali, kemudian ada burung Alap-alap terbang diatas rumah terus. Nggak enak hati saya, makanya saat temannya ke rumah saya sudah tahu ada apa-apa," pungkasnya. (Sulvi Sofiana)