Tampar Murid Inklusi Hingga Kacamatanya Pecah, Orang Tua Siswa Tuntut Kasek SMKN 1 Surabaya Mundur

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Orang tua siswa SMKN 1 Surabaya yang menjadi korban kekerasan, Budi Sugiharto mengungkapkan rasa khawatirnya usai anaknya mendapat kekerasan di sekolah.

Pasalnya, anak bungsunya, M Rayhan Alifian merupakan anak berkebutuhan khusus alias inklusi.

Usai kejadian pemukulan pada anaknya Rabu (25/9/2018) pada sekitar pukul 07.30 WIB, Budi mengatakan telah menerima telepon dari anaknya bahwa dia telah ditampar oleh kepala sekolah hingga kacamatanya terlepas tanpa alasan yang jelas.

"Anak saya itu inklusi, saya minta kepala sekolah ini untuk mundur karena kasihan anak-anak ini. Tidak pantaslah kepala sekolah berbuat kasar. Jadi saya mohon Pak Bahrun untuk keikhlasanya mundur," tegasnya, ketika dikonfirmasi Surya.co.id (TribunJatim Network) saat mendatangi sekolah.

• BREAKING NEWS - Siswa Inklusi di SMKN 1 Surabaya Diduga Jadi Korban Pemukulan Kepala Sekolah

• Minta Maaf, SMKN 1 Surabaya Benarkan Kepala Sekolah Lakukan Tindak Kekerasan ke Para Siswanya

Selain Rayhan, dua siswa lain yakni Mochammad Zulfikarnaen dan Zidan juga mendapat perlakuan kasar.

"Anak saya baru kali ini mengalami. Saya khawatir anaknya trauma tidak mau sekolah, makanya minta kepala sekolahnya mundur," tandas Budi. (Sulvi Sofiana)

• Ungkap Hal Mengejutkan, Profesor dari Jepang Sebut Sekolah di Indonesia Lebih Baik Dibanding Jepang

• Banyak Proyek di Surabaya Tak Terlaksana dan Anggaran Tak Terserap, DPRD Sorot Tajam Dinas PU Pemkot