Minimalisir Angka Kekerasan Perempuan dan Anak, Pemkot Blitar Bentuk Satgas PPA di Tingkat Kelurahan
Pembentukan Satgas PPA ini dilakukan untuk mengurangi angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Kota Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ayu Mufihdah KS
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Pemerintah Kota Blitar membentuk satuan tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di tingkat kelurahan.
Pembentukan Satgas PPA ini dilakukan untuk mengurangi angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Kota Blitar.
Selama Januari-September 2018, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APP dan KB) Kota Blitar, mencatat ada 47 laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak.
• Kondisinya Berangsur Pulih, Hendro Siswanto Berharap Segera Bermain untuk Arema FC
Dari kasus perempuan dan anak yang dilaporkan, DP3APP dan KB Kota Blitar mencatat jika kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ada 13 kasus dan kasus kekerasan seksual ada 10 kasus.
"Selama ini, kasus KDRT dan kekerasan seksual paling banyak kami tangani," kata Kepala DP3APP dan KB Kota Blitar, Sulistiani, usai mengukuhkan Satgas PPA, Rabu (3/10/2018).
Dia berharap Satgas PPA menjadi ujung tombak untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat kelurahan.
• Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Forkas Jatim: Sekarang Efeknya Masih Belum Terasa
Bila ditemukan kasus di kelurahan, Satgas PPA bisa segera berkoordinasi dengan dinas dan kemudian akan ditindaklanjuti.
"Dinas yang akan menindaklanjuti. Setidaknya dengan adanya Satgas PPA, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cepat ditangani," ujarnya.
Selain membentuk Satgas PPA, kata Sulistiani, dinas juga melakukan sosialisasi terkait kekerasan terhadap anak ke SD.
• Terima Keputusan Komdis PSSI, Persija Jakarta Janji Jadikan Hukumannya sebagai Pembelajaran
Dinas memberikan pemahaman ke siswa SD soal kasus kekerasan terhadap anak dan diharapkan dapat mempertahankan dan menjaga diri dari tindak kekerasan.
"Termasuk memberi pemahaman ke anak agar terhindar dari media sosial. Sekarang, anak SD juga sudah akrab dengan gadget," katanya.
• Absen 2 Laga Persebaya Surabaya, Fandry Imbiri Dapat PR Khusus dari Djadjang Nurdjaman