Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Imunisasi Difteri Tahap Dua di Jatim Capai Target, Tapi Cakupannya Belum Merata

Pelaksanaan Outbreak Response Imuniation (ORI) Difteri putaran kedua di Jawa Timur telah dituntaskan pada akhir September 2018.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM/TRIANA KUSUMANINGRUM
Imunisasi difteri di Pukesmas Tenggilis, Surabaya, Senin (19/3/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pelaksanaan Outbreak Response Imuniation (ORI) Difteri putaran kedua di Jawa Timur telah dituntaskan pada akhir September 2018.

Total cakupan di Jatim tercatat 95,49 persen.

Kepala Seksi Survelen dan Imunisasi Dinas Kesehatan Jawa Timur, Gito Hartono mengungkapkan, angka tersebut sudah mencapai angka minimal untuk mendapatkan kekebalan kolektif.

Namun sayangnya capaian bagus tersebut belum merata.

Masih ada sebagian kota/kabupaten yang cakupannya jauh di bawah 95 persen.

Seperti Pamekasan yang masih 74,56 persen, Situbondo 79,80 persen, Bangkalan 78,33 persen dan Sumenep 86,63 persen.

”Secara Jawa Timur memang sudah 95 persen, ini sesuai target minimal. Tapi memang tidak merata,” jelasnya, Selasa (9/10/2018).

Sejak Terjun Politik, Ahmad Dhani Mengaku Imbasnya ke Dewa 19, Dilarang Manggung hingga Sepi Sponsor

Menurutnya, tidak sedikit dari sasaran imunisasi difteri yang bersekolah di luar kota/kabupaten tempat tinggalnya.

”Karena bersekolahnya lintas kota atau kabupaten, akhirnya mereka tersedot di kota atau kabupaten lain. Itu tidak apa-apa yang penting mereka terimunisasi,” ujarnya.

Untuk memastikan sasaran yang dituju telah mendapatkan imunisasi, Dinas Kesehatan mengadakan survey Rapid Convenience Assesment (RCA) guna memastikan tidak ada anak yang tertinggal.

Selain itu, adanya isu haram vaksin MR (Measles Rubella) di beberapa provinsi di luar Pulau Jawa juga berimbas pada pelaksanaan imunisasi difteri di Jawa Timur.

Karena itu sosialisasi dan pendekatan kepada ulama dan masyarakat terus gencar dilakukan.

Satu contoh pendekatan terhadap pesantren yang membuahkan hasil adalah di Situbondo.

"Di sebuah pondok pesantren (ponpes) yang memiliki 17 ribu santri, pada akhir September lalu, pengurusnya akhirnya membuka pintu dan mengizinkan santrinya untuk diimunisasi," terang Gito.

Pendekatan ke pondok pesantren akan terus dilakukan utamanya di wilayah Madura, Situbondo dan Ponorogo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved