Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rumah Politik Jatim

Sebanyak 183 Ribu Orang Caleg Dipastikan Tak Terpilih, Arief Budiman: Ada yang Marah ke Istri & KPU

Ketua KPU Arief Budiman nyatakan, ada yang marah ke istri dan KPU, seiring dengan banyaknya caleg yang dipastikan tak terpilih dan jumlahnya 183 ribu.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM/SYLVIANITA WIDYAWATI
Ketua KPU RI Arief Budiman saat di acara KPU Goes to Campus di UMM Malang, Senin (15/10/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - KPU RI menggelar KPU Goes to Campus di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 4 Universitas Muhammadiyah Malang (UM), Senin (15/10/2018).

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua KPU RI Arief Budiman.

Dalam kesempatan tersebut, Aries Budiman menjelaskan kepada mahasiswa, bahwa jumlah calon legislator (caleg) di seluruh Indonesia sebanyak 200.000. Sementara kursi dewan atau legislatif yang diperebutkan hanya 17.000. Mulai dari DPR RI, DPD, DPRD Provinsi hingga DPRD Kabupaten/Kota.

"Jumlah caleg tersebut surplus dan melebihi jumlah kursi dewan," tegasnya.

Menurut Arief, dengan banyaknya caleg tersebut, persaingan di Pileg 2019 dipastikan akan sangat ketat. "Akan ada 183.000-an orang Caleg yang tidak terpilih," tandas mantan Ketua KPU Jatim ini.

Dari yang tak terpilih tersebut, mungkin ada yang kecewa, marah pada istri, ke KPU, dan lain-lain. Namun, harapannya dampaknya tidak demikian.

Sebab dalam persaingan ketat pasti ada yang dipilih dan tidak. Sehingga harus menerima apa adanya. "Jika gak terpilih ya ikut lagi lima tahun ke depan," imbuh Arief.

"Apakah ada disini yang keluarga atau temannya ikut nyaleg?" tanya Arief. Sejumlah mahasiswa kompak menjawab ada.

Arief berpesan kepada mahasiswa, agar agar dalam pemilu yang digelar April 2019 nanti benar-benar memilih figur dan caleg yang terbaik.

Saat datang ke TPS, juga diminta sudah menentukan pilihan dan setelah menggunakan hak pilihnya ikut mengawal hasilnya. "Jangan langsung pulang. Misalkan jadi tahu perolehan suara di TPS itu," katanya.

Ia juga meminta mahasiswa untuk mengecek kepastian namanya apakah sudah masuk DPT (Daftar Pemilih Tetap) atau belum. Ini bisa dilihat juga di aplikasi yang disiapkan KPU.

Sementara itu, Dr Wahyudi Winarjo MSi, dosen UMM menanyakan ke mahasiswa tentang makna memilih.

"Menentukan atau mencari calon pemimpin kita," jawab seorang mahasiswa.

Namun, lanjut Wahyudi, mereka yang dipilih ada kalanya tidak menjalankan amanah. Ia mencontohkan kejadian di Malang, dimana anggota dewan nyaris bersih karena dugaan korupsi. Idealnya pemilih oleh yang dipilih memperjuangkan aspirasinya.

Usai acara, Arief menyatakan program KPU Goes to Campus menyasar ke 12 perguruan tinggi di Indonesia. Sedang KPU di kota/kabupaten ke sekolah-sekolah sebagai edukasi pentingnya pemilu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved