Ditlantas Polda Jatim Sebut Masih Banyak Kendaraan Tua Gunakan Nopol dengan Buntut Satu Huruf
Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Jatim, Kompol Fahrian Siregar mengatakan, ada 303.124 nopol kedaluwarsa di Kota Surabaya.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Jatim, Kompol Fahrian Siregar mengatakan, ada 303.124 nopol kedaluwarsa di Kota Surabaya.
Hal tersebut disampaikannya usai Ditlantas Polda Jatim mulai memberlakukan nomor polisi (nopol) kendaraan dengan jumlah buntut satu huruf.
Kompol Fahrian Siregar mengatakan, nopol yang disebutkannya itu sebagian besar masih melekat pada kendaraan yang berusia tua.
Kata Kompol Fahrian Siregar, kendaraan tua yang dimaksud adalah keluaran tahun 2000.
• Ditlantas Polda Jatim dan Dispenda Jatim Evaluasi 1,1 Juta Nopol Kedaluwarsa
Namun, mayoritas kendaraan tua itu telah rusak.
Sehingga, para pemiliknya mengurus sejumlah surat seperti STNK, BPKB, beserta pajaknya.
Tapi, kendaraan itu masih dijumpai dan beroperasi di sekitar rumah pemiliknya.
“Yang lebih lama ya ada, umur kendaraannya sekitar 10 sampai 12 tahun,” beber Fahrian kepada TribunJatim.com, Selasa (6/11/2018).
• PDAM Kota Blitar Dapat Bantuan Perbaikan Infrastruktur Senilai Rp 30 Miliar
Saat ditanya terkait latar pengambilan kebijakan ini, Fahrian mengatakan, kebijakan dilatarbelakangi munculnya nopol dengan buntut tiga huruf di Jatim.
Menurutnya, kendaraan dengan tiga huruf di belakang telah dijumpai di Banyuwangi, Pasuruan, Jember, Blitar, sampai Tulungagung.
Ternyata, hal itu membuat Ditlantas dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Jatim mulai mengkroscek kembali semua daftar nopol yang pernah dikeluarkan pihaknya.
“Sembari mengecek pajak kendaraannya juga,” sambungnya.
• Di Hadapan 1.500 Kepala SMA, Bupati Banyuwangi Jelaskan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Fahrian menegaskan, pengeluaran nopol dengan buntut tiga huruf di belakang itu bukan tanpa sebab.
Kata Fahrian, hal itu diakibatkan adanya tumpukan nopol yang tak pernah tampak di jalanan lagi, dimana sebagian besarnya menyandang nopol berbuntut satu huruf.