Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ditlantas Polda Jatim Sebut Masih Banyak Kendaraan Tua Gunakan Nopol dengan Buntut Satu Huruf

Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Jatim, Kompol Fahrian Siregar mengatakan, ada 303.124 nopol kedaluwarsa di Kota Surabaya.

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Dwi Prastika
Surya/Didik Mashudi
Hari kedua Operasi Zebra di Jl Diponegoro, Kota Kediri, Kamis (2/11/2017). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kasi STNK Subdit Regident Ditlantas Polda Jatim, Kompol Fahrian Siregar mengatakan, ada 303.124 nopol kedaluwarsa di Kota Surabaya.

Hal tersebut disampaikannya usai Ditlantas Polda Jatim mulai memberlakukan nomor polisi (nopol) kendaraan dengan jumlah buntut satu huruf.

Kompol Fahrian Siregar mengatakan, nopol yang disebutkannya itu sebagian besar masih melekat pada kendaraan yang berusia tua.

Kata Kompol Fahrian Siregar, kendaraan tua yang dimaksud adalah keluaran tahun 2000.

Ditlantas Polda Jatim dan Dispenda Jatim Evaluasi 1,1 Juta Nopol Kedaluwarsa

Namun, mayoritas kendaraan tua itu telah rusak.

Sehingga, para pemiliknya mengurus sejumlah surat seperti STNK, BPKB, beserta pajaknya.

Tapi, kendaraan itu masih dijumpai dan beroperasi di sekitar rumah pemiliknya.

“Yang lebih lama ya ada, umur kendaraannya sekitar 10 sampai 12 tahun,” beber Fahrian kepada TribunJatim.com, Selasa (6/11/2018).

PDAM Kota Blitar Dapat Bantuan Perbaikan Infrastruktur Senilai Rp 30 Miliar

Saat ditanya terkait latar pengambilan kebijakan ini, Fahrian mengatakan, kebijakan dilatarbelakangi munculnya nopol dengan buntut tiga huruf di Jatim.

Menurutnya, kendaraan dengan tiga huruf di belakang telah dijumpai di Banyuwangi, Pasuruan, Jember, Blitar, sampai Tulungagung.

Ternyata, hal itu membuat Ditlantas dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Jatim mulai mengkroscek kembali semua daftar nopol yang pernah dikeluarkan pihaknya.

“Sembari mengecek pajak kendaraannya juga,” sambungnya.

Di Hadapan 1.500 Kepala SMA, Bupati Banyuwangi Jelaskan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya

Fahrian menegaskan, pengeluaran nopol dengan buntut tiga huruf di belakang itu bukan tanpa sebab.

Kata Fahrian, hal itu diakibatkan adanya tumpukan nopol yang tak pernah tampak di jalanan lagi, dimana sebagian besarnya menyandang nopol berbuntut satu huruf.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved