Dinas PUPR Sidoarjo Rencanakan Pengerukan di Kali Buntung akan Dibuang ke Lahan Milik Warga
Sungai yang sulit dinormalisasi karena banyak bangunannya pun tetap dipaksa untuk dikeruk sebagai antisipasi terjadinya banjir.
Penulis: M Taufik | Editor: Ayu Mufihdah KS
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Upaya normalisasi sungai terus digenjot Dinas PUPR Sidoarjo mendekati musim penghujan ini.
Sungai yang sulit dinormalisasi karena banyak bangunannya pun tetap dipaksa untuk dikeruk sebagai antisipasi terjadinya banjir.
Di Kali Buntung misalnya, karena banyaknya bangunan di sepanjang sungai, PUPR harus mencari celah agar alat berat tetap bisa masuk ke sungai.
Selain itu, juga mencari lahan kosong untuk tempat pembuangan tanah kerukan dari sungai.
"Untuk Kali Buntung, kami sudah dapat jalan dan tempat pembuangannya," kata Kepala Dinas PUPR, Sigit Setyawan, Rabu (7/11/2018).
• Berlangsung Dramatis, Pria Pemanjat Tower di Malang Bersedia Turun Jika Dibujuk Anak dan Istrinya
Setelah berkordinasi dengan pihak kecamatan dan desa, untuk normalisasi sungai di Kedungrejo dan Bungurasih, alat berat bisa masuk ke sungai lewat Perumahan Graha Tirta.
"Lahan pembuangan juga sudah. Ada beberapa lahan milik masyarakat di sana yang boleh dipakai untuk membuang tanah hasil kerukan di sungai," urai Sigit.
Di kawasan ini bakal dilakukan pengerukan sedalam dua meter dengan panjang sungai sekitar 300 meter.
Alat berat dan ponton sudah mulai masuk ke sana untuk melakukan pengerukan.
• Pria Pemanjat Tower di Malang Berhasil Diturunkan, Petugas Gabungan Mengaku Bujuk dengan Kata ini
Setelah itu, juga akan dilakukan hal serupa dalam upaya normalisasi sungai yang di pinggir-pinggir sepanjang sungai banyak terdapat bangunan.
"Sebelumnya, di Kali Buntung wilayah atas, yakni di Trosobo dan Bringinbendo sudah dilakukan normalisasi sepanjang 800 meter," papar Sigit.
Dan di sisi lain, Kali Buntung wilayah bawah di Desa Tambaksawah dan Desa Tambaksumur, sedang dilakukan normalisasi sepanjang 1,2 kilometer. Di sini kendalanya sama, banyak bangunan dekat sungai.
Disebutkan, semua normalisasi itu dilakukan dengan swakelola, yakni menggunakan alat berat milik PUPR sendiri dan tenaga kerjanya juga pegawai PUPR Sidoarjo.
• Tekan Penyelewengan Penggunaan Elpiji 3 kg, Disperindag Kota Blitar Usulkan Pembuatan Kartu Pembeli
Dalam upaya normalisasi sungai, secara umum yang menjadi prioritas di Sidoarjo ada enam lokasi. Di Utara ada di Trosobo dan Tropodo, kawasan tengah di Sana, selatan di Wunut, Pertama dan Candipari, wilayah tengah di Raya Porong, dan Timur ada di Jabon.
Normalisasi skala besar dilakukan oleh pihak ketiga melalui lelang. Namun, tahun ini ada beberapa proyek yang proses lelangnya gagal sehingga rencana normalisasi tidak bisa dilakukan.