USAID APIK Resmikan Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir di Sungai Klorak Mojokerto
USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID APIK) meresmikan sistem peringatan dini banjir canggih berbasis komunitas.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, Mojokerto - USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID APIK) bersama Kelompok Siaga Bencana Desa Kalikatir, Dilem, dan Begaganlimo meresmikan sistem peringatan dini banjir berbasis komunitas.
Sistem peringatan dini banjir dipasang di sekitar Sungai Klorak, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Peresmian ini juga dihadiri Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
Sistem peringatan dini akan membantu masyarakat di ketiga desa untuk lebih siap siaga dalam menghadapi banjir bandang.
Dalam acara tersebut, USAID Apik juga menggelar simulasi bencana banjir bandang bersama masyarakat.
(Tak Terkait Cerai Gading dan Gisella, Ini 5 Fakta Koneng Berhenti Kerja Jadi Pengasuh Gempita)
(Madura FC Vs Madura United, Gomes de Oliviera Larang Pemainnya Mengeluh Soal Lapangan Ahmad Yani)
Puji Andriati, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Mojokerto mengatakan, Kabupaten Mojokerto berpotensi terkena banjir bandang dan tanah longsor.
Maka dari itu pihaknya mendukung upaya APIK. menurutnya, sistem peringatan dini dapat mengurangi dampak dan kerugian yang dialami masyarakat.
"BPBD juga mendorong masyarakat untuk merawat dan melakukan pengawasan bersama agar sistem dapat terus bermanfaat. Tentunya, masyarakat perlu mendapat pelatihan khusus, sehingga dapat mengatasi permasalahan teknis yang mungkin terjadi,” katanya, Rabu (5/12/2018).
Sebelum memasang sistem peringatan dini banjir di tepi Sungai Klorak, pihak USAID APIK terlebih dahulu melakukan kajian terkait kerentanan dan resiko Iklim.
Kajian ini dikerjakan bersama BPBD, pihak swasta, warga, dan Kelompok Kerja Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana (API-PRB).
Dari hasil kajian tersebut, diketahui desa-desa yang berada di pinggir Sungai Klorak yakni Desa Kalikatir, Dilem, dan Begaganlimo rentan terhadap banjir dan longsor.
Terbukti pada tahun 26 Maret 2017, Desa Kalikatir dilanda banjir.
Desa yang berada di area lebih rendah dibandingkan Desa Begaganlimo dan Desa Dilem ini diterjang banjir bandang setelah hujan turun terus-menerus selama dua jam.
Akibat bencana banjir bandang ini, puluhan rumah terendam lumpur setinggi 80 cm, lahan pertanian rusak, hewan ternak dan motor hanyut terbawa arus.
Sementara itu, Ardanti Sutarto, Manajer Regional Jawa Timur Program USAID APIK menjelaskan sistem peringatan dini memberikan informasi tentang curah hujan dan ketinggian air di sungai.
Sehingga masyarakat dapat segera bertindak dalam kondisi tersebut.