USAID APIK Resmikan Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir di Sungai Klorak Mojokerto
USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID APIK) meresmikan sistem peringatan dini banjir canggih berbasis komunitas.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Anugrah Fitra Nurani
"Peralatan yang dipasang terdiri dari Automatic Rain Gauge (ARG) yang berfungsi mengukur curah hujan. Lalu temperatur, dan kelembapan Automatic Water Level Recorder (AWLR) untuk mengukur tinggi muka air. Serta sirine tanda bahaya," jelasnya.
Sensor pada ARG dan AWLR akan merekam data sekitar, mengirimnya ke gateway, di mana data akan diolah dan dianalisis untuk menghasilkan tiga tingkatan status bencana yakni waspada, siaga, dan awas.
Sirine pun akan memberikan peringatan ke masyarakat untuk siap siaga.
(Tak Terkait Cerai Gading dan Gisella, Ini 5 Fakta Koneng Berhenti Kerja Jadi Pengasuh Gempita)
"Sistem peringatan dini yang dipasang memiliki keunggulan antara lain transfer data dari sensor sistem ke gateway menggunakan teknologi Lo-Ra (long range), yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data dengan jangkauan luas tanpa memerlukan jaringan seluler. Selain menghemat biaya, Lo-Ra juga lebih memadai untuk daerah terpencil," sebutnya.
Dirinya melanjutkan, perangkat ini dibuat dengan basis open source dan menggunakan komponen yang mudah ditemui di pasar, sehingga lebih mudah dibuat ulang.
Tak hanya menyiapkan perangkat, kapasitas masyarakat juga menjadi perhatian APIK agar sadar akan hal kebencanaan dan mampu mengelola sistem peringatan dini secara mandiri.
"Hal ini diwujudkan dengan mendampingi masyarakat dalam pembentukan Kelompok Siaga Bencana (KSB), melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang sistem peringatan dini, menyusun rencana kontingensi, dan mengadakan simulasi bencana," lanjutnya.
Eko Ferino, anggota KSB Desa Begaganlimo mengatakan, ini merupakan kali pertama warga khsusunya yang berada di daerah Kalikatir mendapat penguatan tentang kesiapsiagaan bencana.
"Sebagai anggota KSB kami bertanggung jawab dan menjadi penggerak utama dalam aksi pengurangan risiko bencana maupun saat terjadi bencana. Di KSB juga terdapat penanggung jawab yang bertugas menyampaikan informasi terkait situasi yang berpotensi bencana ke kepala desa dan masyarakat,” katanya.
Reporter: Surya/Danendra Kusuma
(Madura FC Vs Madura United, Gomes de Oliviera Larang Pemainnya Mengeluh Soal Lapangan Ahmad Yani)