Universitas Surabaya Raih Penghargaan Terbaik II Perguruan Tinggi Non Vokasi dari Menristekdikti
Ubaya meraih Penghargaan Terbaik II sebagai Perguruan Tinggi Non Vokasi Kategori Institusi Kemahasiswaan pada Malam Anugerah Kemahasiswaan II di Jkt.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas Surabaya (Ubaya) meraih Penghargaan Terbaik II sebagai Perguruan Tinggi Non Vokasi Kategori Institusi Kemahasiswaan pada Malam Anugerah Kemahasiswaan II Tahun 2018 di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Rabu, (19/12/2018).
Didin Wahidin, selaku Direktur Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti RI memberikan penghargaan kepada para pemenang yang terdiri atas berbagai kategori di antaranya, Kategori Perguruan Tinggi Non Vokasi, Kategori Prestasi Non-lomba terbaik, Prestasi Mandiri Terbaik, Prestasi Pengelolaan Beasiswa Bidikmisi Terbaik dan Prestasi Pusat Karir Terbaik.
Penghargaan tersebut diterima oleh Wakil Rektor III Hudiyo Firmanto.
Dia mengaku bahagia atas penghargaan tersebut lantaran mengharumkan nama Ubaya.
• Sukses Jadi Artis Effect di Dreamworks, Yorie Kumalasari Ajarkan Pengalaman kepada Mahasiswa Ubaya
“Kami bangga karena Ubaya meraih penghargaan kedua terbaik se-Indonesia. Secara institusional, yang kami bangun di kemahasiswaan sudah berada di jalur yang benar. Walau memang harus ada penyempurnaan dari waktu ke waktu secara berkesinambungan,” ujarnya.
Ubaya meraih penghargaan terbaik II, setelah Universitas Gadjah Mada yang berada di posisi I.
Kegiatan Kemahasiswaan di Era Revolusi Industri 4.0 menjadi tema pada Malam Anugerah Kemahasiswaan II 2018.\
• Hadir di Ubaya Sebagai Alumni, Yorie Kumalasari Berharap Mahasiswa Pahami Dunia Kerja Secara Nyata
“Hal ini sebagai upaya memunculkan kegiatan kemahasiswaan yang berlandaskan pada Revolusi Industri 4.0,” jelas Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Ismunandar saat memberikan sambutan.
Ismunandar menambahkan, jika penghargaan diberikan kepada mereka yang selama ini berkontribusi terhadap kegiatan kemahasiswaan, baik yang berhubungan langsung dengan Kemenristekdikti ataupun tidak.
Menurutnya, terdapat satu poin penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
“Jika hidup di era ini, kita harus siapkan mahasiswa mengenai kreativitas,” pinta Ismunandar.
Terdapat sepuluh kriteria penilaian yaitu Kelembagaan Bidang Kemahasiswaan, Regulasi Pembinaan Mahasiswa, Alokasi Dana Kemahasiswaan, Beasiswa, Asuransi Kesehatan, Konseling, Sarana-Prasarana Kegiatan Kemahasiswaan, Pembinaan Mental Kebangsaan, Pembinaan Kewirausahaan hingga Pembinaan Pusat Karir, serta Tracer Study.