Dituduh Pungut Uang Lingkungan, Camat Jambangan Labrak Pemilik Pabrik Kertas yang Terbakar
Anna Fajriyatin (42) meluapkan kekesalannya pada pemilik pabrik pemotongan kertas di di Jl Karah Nomor 172 Kecamatan Jambangan Kota Surabaya
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anna Fajriyatin (42) meluapkan kekesalannya pada pemilik pabrik pemotongan kertas di Jl Karah Nomor 172 Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Minggu (30/12/2018).
Dia tampaknya tidak peduli meski pabrik tersbut baru saja dilalap si jago merah.
Anna merupakan Kepala Kecamatan Jambangan Surabaya. Saat datang melakukan peninjauan lokasi kebakaran, Anna disebut sedang menagih uang lingkungan.
Menurut Pantauan TribunJatim.com, Anna terlihat berbincang dengan pemilik pabrik yang terbakar.
(Kumpulan Lagu WANNA ONE yang Bakal Dirindukan Wannable Setelah Bubar, Favoritmu yang Mana?)
(5 Cara Menukarkan Poin Telkomsel Akhir Tahun untuk Bantuan Renovasi Sekolah di Pelosok Indonesia)
Anna mengaku datang dengan itikad baik meninjau lokasi kebakaran memastikan keselamatan warga di lingkungannya.
Dia tidak tahu kalau bangunan itu dipakai sebagai pabrik pemotongan kertas.
Di sela perbincangan itu secara tiba-tiba seorang wanita menuduh dia memunggut uang lingkungan setiap bulan di lokasi pabrik.
Maksud dari wanita itu menerangkan kalau keberadaan pabrik ini sudah diketahui oleh lingkungan.
"Ibu ini pernah menagih uang lingkungan kan sama ini," ucap wanita berpakaian merah itu kepada Bu Camat Anna.
(Sandiaga Uno Awali Tahun 2019 dengan Blusukan di Jawa Timur, Mulai Surabaya hingga Madura)
(Nihil Pengguna Narkoba, Petugas Gabungan Sita 32 Botol Miras Ilegal saat Razia di Kota Batu)
Anna pun membantah semenjak menjabat sebagai Camat Jambangan tidak pernah sekalipun memungut uang lingkungan.
"Saya Camat disini tidak mengerti kalau ada usaha ini, kalau ibu menuduh menagih uang lingkungan saya nggak pernah," ucapnya.
Anna menerangkan jika pengurus RW menagih uang lingkungan itu merupakan kewajiban bagi seluruh warga.
Akan tetapi, dia menegaskan tidak pernah menagih uang lingkungan di pabrik ini.
"Sampean nuduh saya mengambil uang lingkungan, aku gak tahu rene (Aku tidak pernah kesini)," celetuknya.
Anna merasa tuduhan itu telah melecehkan martabat pejabat negara. Apalagi, dia dituduh menarik uang lingkungan di pabrik tersebut.