Ikuti GPBL di Jepang, Mahasiswa ITS Surabaya dan Kelompoknya Tawarkan Pemecahan Masalah Lalu Lintas
Untuk polisi tidur sengaja dibuat dari cairan non-newtonian yang hanya akan mengeras ketika diberikan gaya yang besar.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Melalui ajang Global Project Based Learning (GPBL) yang diadakan Shibaura Institute of Technology (SIT) Jepang, mahasiswa Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berupaya memberikan solusi dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan memanfaatkan probe data.
Mahasiswa ITS Surabaya, Dhiya Aldifa Ulhaq mewujudkan mimpinya mendaftarkan diri pada program GPBL.
Dia mengatakan, itu merupakan mimpinya sejak duduk di bangku SMA.
• Jembatan Penyeberangan Ramah Difabel Mahasiswa ITS Sabet Dua Juara Kompetisi Gambar Teknik Nasional
• Hasil Chelsea Vs Southampton, Tak Ada Gol Tercipta, The Blues Ditahan Imbang Southampton
Selain tertarik dengan course program yang ditawarkan, iming-iming beasiswa dari Japan Student Services Organization (JASSO) turut menguatkan langkahnya.
“Alhamdulillah proses pendaftarannya lancar, bisa lolos dan berangkat ke Jepang,” tuturnya, Kamis (3/1/2019).
Mahasiswa yang kerap disapa Aldi ini mengatakan, program GPBL sendiri bertujuan mengasah kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir inovatif peserta.
• Mahasiswa Unair Surabaya Lakukan Penelitian Bersama Mahasiswa Master dan PhD di Taiwan
• Newcastle Vs Manchester United, Kalahkan Tuan Rumah, Setan Merah Raih Kemenangan Keempat Beruntun
Terdapat berbagai perusahaan Jepang, seperti Ricoh, Toshiba, Smith & Nephew, Kanepackage, serta perwakilan dari Prefektur Saitama dan Tochigi yang menjelaskan permasalahan yang mereka hadapi saat ini.
“Totalnya ada 12 permasalahan yang harus diselesaikan oleh 12 kelompok dan harus diselesaikan selama sembilan hari,” tambah mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Berbekal riset dari internet, statistik dari pemerintah Prefektur Saitama dan hasil kuesioner dari beberapa mahasiswa yang kuliah di sana, ia dan kelompoknya menawarkan penggunaan probe data dari alat navigasi kendaraan roda empat untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan.
• Lestarikan Makanan dan Budaya Gresik, Mahasiswa UMM Adakan Festival Badhogan dan Budaya Gresik
Selain itu, turut pula dibangun fasilitas jalan yang dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan di lokasi tersebut.
“Fasilitas yang kami tawarkan sederhana, berupa marka jalan dan polisi tidur berbahan cairan non-newtonian,” jelas mahasiswa kelahiran Jakarta tersebut.
Tak seperti biasanya, lanjut Aldi, untuk polisi tidur sengaja dibuat dari cairan non-newtonian yang hanya akan mengeras ketika diberikan gaya yang besar, sedangkan untuk gaya yang kecil, cairan tersebut bersifat lunak, bahkan cair hampir menyerupai air.
• Sosialisasi Pembongkaran Bangunan Liar di Jalan Dupak Bangunsari Surabaya Sudah Dilakukan Sejak 2015
• Wakili Indonesia, Mahasiswa ITS Surabaya Jadi Best Delegate pada ESOGÜ MUN 2018 di Turki
Sehingga, ketika mobil melaju kencang, polisi tidur akan mengeras dan menghambat lajunya.
Namun, jika mobil berjalan pelan, polisi tidur akan melunak.
“Nanti setelah dilewati, polisi tidurnya dapat kembali ke bentuknya semula,” ungkapnya.