Anak Korban Pembunuhan yang Dibakar di Pasuruan Sebut Ayahnya Berguru ke Salah Satu Tersangka
Kematian Sya'roni (60), warga Dusun Pejaten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, menyisahkan duka mendalam bagi keluarga.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN – Kematian Sya'roni (60), warga Dusun Pejaten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, menyisahkan duka mendalam bagi keluarga.
Sya'roni ditemukan tewas mengenaskan di depan rumah Nurul Huda, di Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Minggu (20/1/2019) pagi.
Korban ditemukan tewas bersama Imam Sya'roni (70) warga Desa Selorentek, Kecamatan Kraton, Pasuruan dalam kondisi terbakar serta tangan dan kakinya terikat saling berdempatan.
• Korban Pembunuhan yang Dibakar di Pasuruan adalah Guru Ngaji, Keluarga Ingin 3 Pelaku Dihukum Mati
Tak lama, Satreskrim Polres Pasuruan menangkap tiga pelakunya.
Mereka adalah M Dhofir (59) dan istrinya Nanik Purwanti (30), warga Dusun Sumber Gentong, Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, Pasuruan.
Satu tersangka lagi yang juga diamankan adalah Zainudin (30), warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
• Diduga Adanya Pemasangan Pipa Umbulan, Puluhan Rumah Warga Pasuruan Terendam Air
M Ubaidillah, anak kedua korban Sya’roni mengatakan, selama hidupnnya, ayahnya ini sangat dekat dengan tersangka M Dhofir.
Bahkan, saking dekatnya, ayahnya juga kenal dengan istri M Dhofir dan keluarga besarnya.
Kata dia, M Dhofir dan istrinya itu ibarat seperti keluarga sendiri.
Bahkan, kalau sambang ke rumahnya, M Dhofir dan istrinya sampai lupa waktu.
• Kasus Penemuan 2 Mayat Pria Terbakar di Pasuruan, 3 Orang Ditangkap, Diduga Dibunuh karena Dendam
“Kalau bertamu sampai larut malam. Gak pulang–pulang dari sini, karena memang kami seperti keluarga dan sangat dekat sekali,” katanya.
Ia menyebut, M Dhofir ini adalah guru spiritual mendiang ayahnya dulu.
Bahkan, ia menyebut bahwa ayahnya sering berguru kepada M Dhofir.
Tidak peduli siang, malam, kondisi sehat atau sakit, ayahnya selalu datang ke M Dhofir.
• Detik-Detik Truk Ikut Tren Oleng-Olengan Ala Bus Tayo Hingga Makan Korban, Disebut Pengganti Telolet
“Saya juga tidak tahu pastinya hubungan mereka seperti apa, tapi saya menduga otak ayah saya sudah dicuci sehingga sangat manut dan patuh sama dia (M Dhofir). Kami juga heran. Sekali lagi, saya mohon pak polisi untuk menghukum para pelaku pembunuhan ini dengan hukuman yang berat,” jelasnya.
(Surya/Galih Lintartika)