SF SNMPTN, Kampus Tak Bisa Paksakan Minat Siswa
Seperti di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya di Pucang Anom itu siswanya yang rangking 1 mendaftar di Kedokteran Gigi Unair.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kampus-kampus PTN menghendaki agar lulusan terbaik SMA/SMK bisa menjadi calon mahasiswa mereka.
Caranya, dengan menerapkan sistem SNMPTN. Kampus punya otoritas penuh untuk menentukan siswa kelas XII yang mendekati lulus itu diterima tidaknya di PTN melalui seleksi nilai rapor siswa.
Hanya 40 persen total siswa kelas tiga atau XII yang berhak diajukan sebagai pendaftar SNMPTN. Dari jumlah itu. Kampus-kampus negeri itu meyediakan kursi khusus bagi siswa yang masuk rangking tertinggi di sekolahnya. Misalnya Unair terang-terangan menghendaki yang rangking 1 masuk kampus ini.
Bahkan yang peringkat terbaik di sekolahnya itu diharapkan mendaftar di program studi paling favorit. Misalnya Unair berharap agar anak-anak rangking 1 paralel atau peringkat pertama di angkatan 2019 ini masuk Kedokteran.
"Namun tidak bisa demikian. Kampus termasuk sekolah tak bisa memaksakan minat siswa untuk masuk ke Prodi yang dia tidak suka. Biarlah siswa menentukan pilihan sesuai bakat dan minatnya," kata Syahida Azmi Rumbia, guru BK SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Senin (18/2/2019).
Selain yang utama karena bakat dan minat siswa, sekolah dan siswa juga akan berhitung mengenai peluang. Namun peluang ini hanya pertimbangan berikutnya. Seperti di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya di Pucang Anom itu siswanya yang rangking 1 mendaftar di Kedokteran Gigi Unair.
• BREAKING NEWS -Arumi Bachsin Keguguran, Kini di RSIA Kendangsari Surabaya
• Alasan Iis Dahlia Tolak Mentah-mentah Brisia Jodie Jadi Pacar Anaknya, Devano Danendra
• Nagita Slavina Bongkar Kebiasaan Raffi Ahmad yang Paling Tak Disukainya, Kayak Ngomong Sama Angin!
Salah satu pertimbangan kampus adalah melihat prestasi atau nilai alumnus sekolah yang bersangkutan, indeks sekolah, dan nilai SBMPTN atau jalur tulis. Misalnya alumnus SMA tertentu selalu Ber-IPK cumlaude terus akan mendapat poin.
Tahun ini, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengirimkan 125 siswa kelas XII untuk diajukan ke PTN melalui jalur nontulis SNMPTN. Mereka tersebar di Unair, ITS, Unibraw, Unej, dan UPN. Sebagian kecil ke Unesa.
Khadijah Percaya Diri karena Prestasi Alumnus
Tidak bisa kampus atau sekolah memaksakan siswanya masuk jurusan tertentu juga diterapkan di SMA Khadijah Surabaya. Di sekolah ini, rangking 1 Paralel malah tidak tertarik sama sekali masuk Kedokteran. Padahal alumnus SMA Khadijah tahun lalu ada yang diterima di Kedokteran Unair.
Dia adalah Tafana Fadilah Laili. Mahasiswa Kedokteran Unair ini bikin percaya diri adik-adik kelasnya karena prestasinya di kampus tersebut. Mahasiswi itu Ber-IPK 3,63 dan menunjukkan prestasi terbaik.
"Tafana memang peringkat pertama paral dan diterima di Kedokteran Unair jalur SNMPTN 2018. Tapi yang rangking pertama paralel kami 2019 menolak masuk kedokteran. Dia minat di Tafsir Alquran di UINSA," terang Guru BK SMA Khadijah Luluk Zakiyah.
Sekolah ini saat ini telah mendaftarkan 73 siswa terbaiknya untuk berebut ketatnya seleksi SNMPTN. Karena ada alumnus yang berpretasi di Kedokteran Unair, SMA Khadijah ingin melanjutkan tradisi lulusannya bisa diterima di jurusan favorit Unair, Pendidikan Kedokteran.
Salah satu yang diharapkan bisa mengikuti jejak Tafana adalah Muh Haris Hamdan. Meski siswa kelas XII ini adalah rangking tiga paralel, namun sekolah optimistis siswa itu bisa menembus kedokteran Unair.
"Saya memang sejak awal ingin masuk kedokteran Unair," kata Haris kepada Tribunjatim.com.