Rumah Politik Jatim
Prabowo: Jangan Sampai Indonesia Menganut Sistem Kleptokrasi, Pemerintahan Para Pencuri
Pada acara Silaturrahmi Alim Ulama / Kyai Ja'miyah Ahlith Thoriqoh Syatoriyah An-Nahdliyah Indonesia di Surabaya bersama Capres nomor urut 02 Bapak L
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan kritik terhadap pemerintahan saat ini. Menurutnya, sistem pemerintahan Indonesia saat ini ada gejala menuju ke arah kleptokrasi, pemerintahan para pencuri.
Di tengah sambutannya, Prabowo mengatakan pihaknya tidak rela dengan akal-akalan pihak tertentu yang memanfaatkan rakyat.
"Kalau mendapatkan kekayaan dengan menipu rakyat atau dengan segala cara, saya tidak rela," kata Prabowo pada sambutannya di hadapan peserta pertemuan, Selasa (19/1/2019) di Surabaya.
"Itu namanya pat gulipat, kong kalikong, akal-akalan. Orang pinter namun minteri. Itu berbahaya untuk bangsa kita," lanjut pria yang berpasangan dengan Cawapres, Sandiaga Salahuddin Uno ini.
Pada acara Silaturrahmi Alim Ulama / Kyai Ja'miyah Ahlith Thoriqoh Syatoriyah An-Nahdliyah Indonesia di Surabaya bersama Capres nomor urut 02 Bapak Letjend (Purn) H Prabowo Subianto Djojohadikusumo serta deklarasi dukungan di Bogorami 1, ia lantas menjelaskan beberapa sistem pemerintahan di dunia.
"Negara kita berdasarkan demokrasi. Pancasila. Kedaulatan. Serta, Bersama rakyat," kata Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra ini kepada Tribunjatim.com.
Menurutnya, negara-negara di dunia ini, berbeda-beda bentuknya. Ada yang berbentuk kerajaan.
"Kerajaan yang memimpin raja, raja sakit, meninggal, digantikan anaknya. Kalau bapak hebat, anaknya hebat, nggak apa-apa. Kalau bapaknya hebat, anaknya malas, bodoh, ini repot. Negara-negara yang maju, mulai meninggalkan sistem ini. Kalau pun ada raja, paling tinggal hanya menjadi lambang," katanya kepada Tribunjatim.com.
Selain sistem kerajaan, ada sistem lain.
• Jenguk Ahmad Dhani di Rutan Medaeng, Capres Prabowo Subianto Nilai Kasus Ini Abuse of Power
• Pose Mesra Billy Syahputra Diapit Lucinta Luna dan Millendaru, Lucinta: Tadinya Pulang Mau Dianterin
• Fenomena Langka Super Snow Moon di Indonesia, BMKG Beri Peringatan Air Laut Pasang
"Nanti ada bentuk lain, aristokrasi. Aristo artinya ningrat. Yang berkuasa hanya ningrat. Dahulu, yang berkuasa ningrat, yang ada anaknya malas, nggak mau belajar," kata Prabowo.
"Yang paling baik adalah demokrasi. Demos artinya rakyat, krasi artinya kekuatan, demokrasi artinya rakyat yang berkuasa. Ini yang telah dianut," lanjutnya.
Ada juga sistem pemerintahan kleptokrasi.
"Klepto adalah maling. Sehingga, maling yang berkuasa. Ini yang paling parah. Indonesia jangan sampai Kleptokrasi. Meskipun gejalanya sudah ada," katanya.
Ia lantas menyebut beberapa gejalanya. Di antaranya, kekayaan Indonesia yang disebutnya mengalir keluar.
"Mari kita berjuang agar negara kita jangan sampai Kleptokrasi. Data dan fakta menunjukkan Kekayaan kita mengalir ke luar negeri. Menteri Keuangan saja mengakui bahwa ada Rp11.400 triliun uang Indonesia di luar negeri," kata Prabowo. .
"Padahal, uang di dalam negeri Rp5.465 triliun. Sekitar itulah. Jadi, di luar ada dua kali di dalam negeri. Artinya, mengalir keluar," katanya.