Berita Madura
Kerapan Kerbau di Kangean Sumenep, Diiring Dua Joki Berkuda, Penonton Biasanya Ikut Mencambuk
Setiap kabupaten di Madura punya tradisi balapan masing-masing. Beda dengan daerah lainnya yang melombakan sapi, Pulau Kangean punya balapan kerbau.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Adi Sasono
TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Setiap kabupaten di Madura punya tradisi balapan masing-masing. Beda dengan daerah lainnya yang melombakan sapi, Pulau Kangean punya balapan kerbau.
Kerapan kerbau di Kangean yang merupakan bagian dari Kabupaten Sumenep ini diyakini satu-satunya di Madura.
Teknis lombanya pun berbeda. Kalau dalam kerapan sapi, pasangan sapi yang berlomba dikendalikan seorang joki.
Sedangkan pada kerapan kerbau, pasangan kerbau dibiarkan berlari sendiri.
Tetapi bukan berarti tidak ada joki.
Setiap pasangan kerbau akan diiringi oleh sepasang kuda yang masing-masing ditunggani joki.
Kedua kuda ini mengiring di sisi kiri dan kanan pasangan kerbau kerapan.
Nah, joki inilah yang bertugas mencambuk kerbau agar mau berlari lebih kencang sejak dari start hingga finish.
Tradisi khas ini sampai saat ini masih bertahan dan dilakukan secara turun temurun di pulau Kangean.
Biasanya karapan kerbau itu dilakukan setelah menanam padi, yang kemudian berangsur - angsur dilakukan hingga menjelang panen.
Ratusan warga datang mulai anak - anak hingga dewasa, datang umtuk melihat secara langsung karapan kerbau itu.
Para pengunjung juga ikut berebut untuk memukul kerbau yang lari kencang di lapangan sepanjang tanah lapang.
Alat pukulnya dari kayu dengan ukuran kecil. Bahkan, para pengunjung ikut mengejar kerbau untuk bisa memukul berulang-ulang.
Nah, di sini kedua joki tadi punya tugas tambahan, yaitu menghalau penonton agar tidak ikut memukuli kerbau yang sedang melaju.
Andika, (22) warga Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean itu mengaku jika tradisi karapan kerbau sudah sejak nenek moyang itu ada dan sampai saat ini tetap dilestarikan.
"Biasanya tradisi karapan kerbau itu digelar pada musim panen padi di pulau Kangean," kata Andika pada TribunMadura.com. Senin, (18/3/2019).
Saat ini pelestarian kerapan kerbau ini dilakukan dengan cara melombakan.
Pada musim panen, lomba biasanya digelar sekali dalam seminggu.
Musim 2019 kali ini, lomba kerapan sapi diikuti 70 pasang kerbau yang datang dari berbagai desa di Kangean.