Kilas Balik
Ajudan Ungkap Cara Soeharto Hadapi Pembajakan Pesawat Woyla, Instruksi Keluar Jam 3 Dini Hari
Instruksi itu dikeluarkan Soeharto pukul 03.00 sebelum pesawat Woyla dibebaskan dari pembajak. Semua terbukti sukses
Penulis: Januar AS | Editor: Melia Luthfi Husnika
Ajudan Ungkap Cara Soeharto Hadapi Pembajakan Pesawat Woyla, Instruksi Keluar Jam 3 Dini Hari
TRIBUNJATIM.COM - Pada masa pemerintahan Soeharto, sebuah pesawat milik maskapai Garuda Indonesia, DC 9 Woyla dibajak di Thailand.
Pesawat Woyla tersebut dibajak oleh kelompok yang menamakan dirinya Komando Jihad, pada Maret 1981.
Menghadapi pembajakan itu, pemerintah Soeharto pun tak tinggal diam.
Itu seperti yang disampaikan oleh ajudan Soeharto saat itu, Letjen (Purnawirawan) Soeryadi.
• Jawaban Soeharto Saat Disodori 4 Nama untuk Jadi Capres, Nama Prabowo Subianto Malah Tak Dipilihnya

Soeryadi ajudan Soeharto mengungkapkan kisah itu dalam buku "Pak Harto The Untold Stories" terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.
Dalam buku itu Soeryadi mengatakan, saat itu Pesawat Woyla sedang dibajak di Bandara Don Muang, Thailand.
"Yoga Sugama (Kepala Bakin pada waktu itu) yang segera terbang ke Thailand selalu berkomunikasi dengan Pak Harto melalui saya sebagai ajudan dinas," terang Soeryadi.
Menjelang penyerangan untuk membebaskan sandera yang terpeangkap di dalam Pesawat Woyla, Yoga Suhama meminta Soeryadi agar disampaikan ke Soeharto, pembebasan akan dilakukan pada siang hari.
• Saat Soeharto Batal Beli Pesawat Kepresidenan 16 Juta Dollar AS, Tak Semua Diungkap ke Masyarakat

"Mengingat pentingnya informasi itu, menjelang pukul 03.00 dini hari, saya memberanikan diri mengetuk pintu kamar tidur Pak Harto," jelas Soeryadi.
Ketukan itu hanya dilakukan Soeryadi satu kali.
Soeharto kemudian terbangun.
"Saya pun segera menyampaikan informasi dari Yoga Sugama bahwa penyerangan akan dilakukan keesokan siangnya," lanjut Soeryadi.
• Pengakuan SBY Soal Capres yang Menggebu-gebu Obral Janji di Bukunya, Berharap Rakyat Tak Terkecoh
Mendapatkan laporan dari Soeryadi, Soeharto pun segera menjawabnya, dan memberikan instruksinya.
"Sampaikan saja kalau Benny (Jenderal TNI LB Moerdani) sudah tahu," jawab Soeharto singkat.