Website PPDB SMAN/SMKN Sudah Bisa Diakses, Pengambilan Pin Pendaftaran Bisa di Sekolah Terdekat
Website PPDB Jatim 2019 untuk seleksi masuk SMAN dan SMKN sudah bisa diakses sejak 2 Mei 2019 lalu. Dari data yang disajikan, sudah keluar jadwal PPDB
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Website PPDB Jatim 2019 untuk seleksi masuk SMAN dan SMKN sudah bisa diakses sejak 2 Mei 2019 lalu.
Dari data yang disajikan, sudah keluar jadwal PPDB.
Di mana untuk pengambilan pin pendaftaran sudah bisa dimulai pada 20 Mei hingga 14 Juni 2019 di SMAN-SMKN terdekat.
Termasuk melakukan latihan pendaftaran.
• Seleksi PPDB SMP Negeri Bisa Pakai Jalur Prestasi Nilai USBN dan Lomba, Pilih 2 SMPN di Dalam Zonasi
• Sistem Zonasi PPDB 2019, Siswa Kurang Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis, Begini Kriterianya
"Namun untuk juknis PPDB nya masih belum keluar," jelas Ema Sumiarti, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Kota Malang dan Kota Batu pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com), Jumat (3/5/2019).
Karena itu belum petunjuk zonasi untuk SMAN.
Bahkan data SMKN-SMKN dan program keahlian dan pagunya belum keluar.
Di web itu juga memuat jadwal pendaftaran jalur prestasi, perpindahan tugas orangtua, inklusi dan keluarga tidak mampu pada 11 Juni hingga 13 Juni 2019.
Sedang verifikasi dan validasi pada 14-15 Juni 2019. Sementara jalur zonasi atau reguler pada 17-20 Juni 2019.
Penutupan dan pengumuman pada 21 Juni 2019. Sedang daftar ulang pada 21-22 Juni 2019.
Sementara itu meski di Permendikbud No 51/2018 tentang PPDB 2019 tidak mensyaratkan nilai unas.
Namun di PPDB Jatim mempertimbangkan nilai unas dari lulusan SMP sederajat. Sedang dasar seleksinya adalah jumlah totol nilai unas.
Namun jika ada nilai unas yang sama diantara peserta, maka yang jadi pertimbangan adalah melihat urutannya.
Yaitu nilai unas matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan waktu pendaftaran atau berdasarkan urutan waktu daftar.
Sedang dalam memilih sekolah, siswa harus memiliki pin dulu. Untuk jalur prestasi sebanyak 5 persen, siswa bisa memilih dua sekolah di zonasinya.