Cerita Sinta Nuriyah yang Pernah Makan di Kolong Jembatan, Istri Gus Dur Beberkan Penyebabnya
Selama 20 tahun, Istri almarhum presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, mengajak masyarakat terpinggirkan sahur Ramadan bersama
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Selama 20 tahun, Istri almarhum presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, mengajak masyarakat terpinggirkan sahur Ramadan bersama.
Sinta Nuriyah menceritakan pengalaman-pengalamannya selama 20 tahun sahur bersama para pemulung, tukang becak, gali kubur, pedagang kaki lima dan dhuafa di berbagai kota Indonesia.
"Kalau bersama tukang becak atau ojek maka akan sahur di terminal atau stasiun. Bahkan saya pernah sahur di alun-alun bersama tukang becak mereka di atas becaknya sendiri" kata Sinta.

• 20 Tahun Gelar Sahur Keliling Indonesia, Sinta Nuriyah Ajak Silaturahmi Masyarakat Terpinggirkan
Selain sahur bersama masyarakat terpinggirkan, Sinta mengaku tidak segan makan di berbagai tempat saat sahur keliling bersama warga.
Dia menyebut pernah makan di bawah kolong jembatan.
"Kalau saya tidak mengajak kaum dhuafa, siapa yang mengajak mereka sahur bersama. Tidak hanya tempat ibadah. Saya kadang-kadang di bawah kolong jembatan, di tengah pasar pun saya sering ditemani kadang Gubernur, romo-romo yang lain," katanya.
Sinta mengatakan kegiatan sahur bersama sengaja digelar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan serta memperkuat toleransi antar umat beragama.
• Bersama Lintas Agama, Istri Gus Dur Sinta Nuriyah Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan dan Toleransi
Masyarakat juga diajak untuk gotong royong, rukun, damai dan saling menghargai tanpa melihat latar belakang agama dan suku.
"Saya berharap toleransi," katanya.
Pada akhir acara sahur keliling pihaknya juga menyantuni para pemulung, tukang gali kubur, tukang becak, pedagang kaki lima paket lebaran.
"Saya ini anak bangsa Indonesia yang tinggal di Indonesia. Beda tapi satu. Satu nusa satu bangsa" katanya.