VIRAL Tarif Parkir di Pemandian Air Panas Guci Tegal Rp20 Ribu, Pejabat Setempat: Ada yang Nakal

Viral tarif parkir di Pemandian Air Panas Guci, Tegal, jadi Rp20 ribu, ternyata ulah oknum nakal.

TRIBUNJATIM.COM - Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, kembali disorot.

Pemandian Air Panas Guci di Tegal ini disoroti perihal tarif parkir yang dinilai mahal dan tidak sesuai.

Selain mahal, tarif parkir tersebut diketahui tak sesuai harga yang tercantum pada tiket karcis Pemandian Air Panas Guci.

• Patok Harga Selangit untuk Warung Lesehan, Bu Anny Akhirnya Akui Lakukan 3 Kesalahan

Padahal, sejumlah pihak terkait, meliputi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), UPTD, Polres Tegal, dan paguyuban setempat, telah membahas perihal tarif parkir Pemandian Air Panas Guci, jauh-jauh hari sebelum viral dicibir warganet saat ini.

Pembahasan ini dilakukan, agar kasus tahun 2018 lalu tidak terulang lagi, namun ternyata pada libur Lebaran 2019 saat ini kembali terjadi.

• Warung Lesehan Bu Anny Bikin Daftar Harga Baru, Tempe Gorengnya Lagi-lagi Jadi Sorotan

Dari informasi yang dihimpun Tribunjateng.com, pelaku yang menarik tarif parkir sebesar Rp20 ribu kepada pengunjung adalah oknum.

Pasalnya, hasil pembahasan dengan sejumlah pihak terkait telah memutuskan bahwa tarif parkir dikenai biaya sewajarnya atau tidak lebih dari Rp10 ribu.

• Pengunjung Warung Bu Anny Ungkapkan Rasa Masakan yang Tak Lazim, Pemilik: Ada Rupa Ada Harga

"Ini sudah sering dibahas mas."

"Kami sudah tetapkan bahwa tarif sewajarnya saja, tidak lebih dari Rp10 ribu."

"Hal itu sudah kami tekankan kepada pihak Paguyuban yang mengelola parkir."

"Jika lebih dari itu, berarti ada oknum," tegas Kepala UPTD Pariwisata Guci, Abdul Haris, saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (7/6/2019).

• Pembelaan Sang Pemilik Pasca Warung Bu Anny Viral Jual Seafood Rp700 Ribu: Ada Rupa, Ada Harga

Dia mengaku bahwa urusan parkir tidak dikelola oleh Pemerintah atau pihak UPTD.

Sehingga, tambah Haris, pengelolaan parkir digarap sepenuhnya oleh Paguyuban dan Karangtaruna.

"Kita (Pemerintah) hanya menarik tiket masuk retribusi."