Kritik Menhub Terkait LRT, Bambang Haryo Dorong Ganti ke Commuter Line
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo memberikan catatan untuk Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi terkait Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo memberikan catatan untuk Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi terkait Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kementerian Perhubungan, Rabu (12/6/2019).
Bambang menyampaikan 3 hal utama tentang persoalan LRT.
Pertama, kapasitas LRT yang hanya 140.000 penumpang per rangkaian, menurut Bambang jumlah tersebut kurang.
Kedua, lebar rel LRT 1.435 mm menurutnya ada kesalahan desain. Karena, lebar tersebut untuk kereta dengan kecepatan 200km/jam, sedangkan kecepatan LRT hanya 50km/jam.
Kedua hal tersebut menurut Bambang seharusnya bisa menjadi landasan untuk mengalihkan pembangunan LRT ke Kereta Commuter Line Indonesia. Karena, kapasitas Commuter Line dapat menampung lebih dari kapasitas LRT.
"LRT tersebut tidak bisa dipindahkan karena rel keretanya khusus, dia lebarnya 1.435 mm. Itu untuk kereta cepat di atas 200km/jam. Padahal, LRT kecepatannya hanya 50km/jam. Itu salah desain saya bilang sama INKA. Harusnya dibuat yang sesuai," ucap Bambang Haryo, Kamis (13/6/2019).
• Pria ini Akan ke Kebun Binatang Surabaya, Ternyata Diajak Temannya Nonton Sidang Gus Nur
• BPN Prabowo-Sandi Minta MK Berhentikan Komisioner KPU, Ketua KPU RI Beri Tanggapan: Sah-Sah Saja
• Sugi Nur Membenarkan Semua Keterangan Saksi, Gus Nur : Cuman Saya Dituduh Wahabi
Jika anggaran untuk LRT dirupakan dalam rangkaian kereta commuter, menurut perhitungan Bambang Haryo bisa mendapatkan kurang lebih sekitar 200 rangkaian kereta commuter plus double track.
"Dan itu bisa mengangkut kurang lebih sekitar 4,8 juta penumpang setiap hari," ucapnya.
Faktor Ketiga, menurut Bambang Haryo depo LRT perlu dipercepat pembangunannya. Karena rangkaian kereta LRT tak dapat didistribusikan untuk digunakan jika tidak ada depo.
"PT INKA sudah mengeluh pada saya bahwa mereka sudah waktunya segera mengirim kereta itu. Karena produknya tidak akan bisa berlanjut kalau kereta itu tidak dipindahkan," ucapnya