Salim Ahmad dan Banser Dimediasi Pihak Polrestabes Surabaya, Ini Hasilnya
Salim Ahmad (65)yang menjadi bulan-bulan massa gabungan Banser, GP Ansor, dan Lesbumi, pasca mengawal sidang Gus Nur di PN Surabaya akhirnya dimediasi
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Salim Ahmad (65) yang menjadi bulan-bulan massa gabungan Banser, GP Ansor, dan Lesbumi, pasca mengawal sidang Gus Nur di PN Surabaya akhirnya dimediasi oleh Polrestabes Surabaya.
Dalam mediasi yang dimulai sekitar pukul 18.00 WIB itu, ditengahi langsung oleh Kasatintel Polrestabes Surabaya, AKBP Asmoro.
Saat dihubungi TribunJatim.com, mediasi tersebut berjalan cukup alot.
Ia memperkirakan, mediasi itu memakan waktu sekitar sejam.
"Iya emang agak lama, kan orangnya (Salim) agak sulit, diulang-ulang (ngomongnya)," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Kamis (13/6/2019).
Salim kerap kali berkelit saat dicecar pertanyaan yang bermaksud menggali motif dari perbuatannya mengumpat kiai dengan tudahan, 'awas kiai PKI lewat'.
"Iya (Salim) memang nyebut demikian," lanjutnya.
Kendati sempat alot, ungkap Asmoro, pria yang memiliki kumis dan jenggot penuh uban itu, melunak.
Kemudian, mengakui perbuatannya itu, lantas meminta maaf, dan berjanji tak akan mengulangi lagi.
"Jadi proses kami tabayun dari pihak Pak Salim membuat pernyataan intinya minta maaf secara tertulis kemudian minta maaf pada PCNU Surabaya ataupun PWNU Jatim," jelasnya.
• Terpeleset, Warga Madiun ini Tewas di Telaga Pasir Sarangan
• Diduga Lakukan Penghinaan Terhadap Kiai NU, Banser Naik Pitam Pasca Kawal Sidang Gus Nur
• Dilaporkan Atas Tuduhan Lakukan Pelecehan Seksual, Advokat Surabaya Ini Bantah Korban Alami Syok
Sementara itu, Kepala Sekretariatan Markas Banser Surabaya, Zainul menuturkan, memperkarakan perilaku Salim Ahmad ke pihak berwajib bukan bermaksud mencari sensasi.
Justru, atas insiden tersebut, pihaknya tidak ingin institusi besar NU maupun para sosok kiai yang bernaung di dalamnya, tercoreng nama baiknya, karena ujaran kebencian dari oknum tak bertanggungjawab.
"Jadi kita ngomong itu sebagau orang muda juga dan beliau orang tua. Kita wajib kalau orang tua salah itu untuk mengingatkan," jelasnya.
"Dan secara organisasi kita tetap ruh kita organisasi sebagai baser adalah menjaga kyai-kyai. Termasuk dari jenis nama baik dan dari sisi perjuangannya," tandasnya.