Gandeng Pelaku Industri Kreatif, Ubaya Ajak Bahas Pengembangan Riset 'Creative & Social Enterprise'
Gandeng Pelaku Industri Kreatif, Ubaya Ajak Bahas Pengembangan Riset 'Creative & Social Enterprise'.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar fokus group discussion untuk mengembangkan riset bertajuk "creative and social enterprise", Senin (1/7/2019).
Acara yang menggandeng British Council, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) dan Developing Inclusive and Creative Exonomies (DICE) ini dihadiri puluhan peserta dari Pemkot Surabaya, akademisi, komunitas dan pelaku industri maupun UMKM.
• Puluhan Mahasiswa Triple Helix Ubaya Panjatkan Doa dan Surat Harapan Kesembuhan Tri Rismaharini
• Terbantu Beasiswa dari Pemkot Surabaya, Puluhan Mahasiswa Triple Helix Ubaya Doakan Tri Rismaharini
• Dilantik Jadi Rektor Baru Ubaya, Benny Lianto Rencanakan 3 High Pola Pembelajaran, Ini Penjelasannya
Mereka terbagi beberapa kelompok yang saling bertukar pendapat mengenai hipotesis hasil riset creative and social enterprise pada era revolusi industri 4.0.
"Satu kelompok diberikan satu hipotesis berbeda dan tanggapan mereka itu untuk mengembangkan dan melakukan riset terkait social and creative enterprise di Indonesia," kata Ketua Tim Riset Ubaya Aluisius Hery Pratono, Senin (1/7/2019).
Hery mengatakan social enterprise merupakan kegiatan usaha atau bisnis yang memiliki misi berdampak sosial, seperti sosial enterprise konvensional British Council yang meliputi tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan dan lingkungan.
Kalaborasi pada FGD ini diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia dengan menggerakan pelaku kreatif anak-anak muda Surabaya membuka dan menyerap tenaga kerja.
"Hasil riset berupa dokumentasi dan laporan nantinya akan mendanai pelaku bisnis dan atau UMKM yang sesuai SDGs (Sustainable Development Goals) oleh British Council bersama AVPN (Asian Venture Philanthropy Network)," tambah dia.
Ubaya mengcover Indonesia bagian timur sedangkan Unpar mengcover area Indonesia bagian barat.
"Ini menambah pengetahuan saya untuk perekonomian Kota Surabaya melalui industri kreatif dan terus membuka peluang kerja," kata peserta FGD dari UMKM Batik Dolly Surabaya, Fitria.