Kemarau Masih akan Terjadi, 24 Ribu Hektare Lahan Pertanian di Jatim Sudah Terdampak Kekeringan

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Memasuki musim kemarau, 24.633 hektare lahan pertanian di Jawa Timur terdampak kekeringan.

Dari jumlah tersebut, 983 hektare di antaranya gagal panen atau fuso.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, jumlah tersebut bukan angka yang besar jika dibandingkan luas lahan pertanian di Jawa Timur yang mencapai sebanyak 1,8 juta hektare.

• Pemprov Jawa Timur Butuh Investasi Rp 4,9 Triliun untuk Kuatkan SPAM Umbulan

• Porprov Jatim 2019, Tim Sepak Bola Banyuwangi Walk Out, Tuban Dinyatakan Menang

"Kalau dipersentasekan luas total keseluruhan yang kekeringan 1,32 persen, yang kena fuso 0,05 persen," ujar Hadi Sulistyo, Rabu (3/7/2019).

Namun, jumlah lahan yang terdampak kekeringan tersebut berpotensi bertambah, mengingat musim kemarau diprediksi akan terjadi hingga bulan September nanti.

Hingga saat ini, Dinas Pertanian Jawa Timur telah menetapkan tiga kabupaten yang berstatus sangat rawan kekeringan, yakni Bojonegoro, Lamongan, dan Pacitan.

Selain itu, ada satu kabupaten berstatus rawan kekeringan, yaitu Tuban.

• Datang Sambangi Risma di Graha Amerta, Gubernur Khofifah Sebut Wali Kota Surabaya Sudah Sangat Ceria

• 60 Hari Tak Hujan, Gubernur Jatim Khofifah Gandeng TNI/Polri dan Industri Distribusikan Air Bersih

"Yang sangat rawan ini berarti luas lahan terdampak kekeringan mencapai seribu hektare," kata Hadi Sulistyo.

Data Dinas Pertanian Jawa Timur, sampai Juni, jumlah lahan pertanian terdampak kekeringan di Bojonegoro mencapai 11016,8 hektare.

Sedangkan Lamongan sebesar 6806,6 hektare, serta Pacitan 1139,5 hektare.

Sedangkan untuk Tuban yang berstatus rawan kekeringan, luas kerusakan akibat kekeringan mencapai 553,25 hektare.

Yuk Subscribe YouTube Channel TribunJatim.com: