Warga Lamongan Mulai Krisis Air Bersih, Cari Air Cukup Jauh Sekedar untuk MCK
Sejak tiga pekan ini dampak musim kemarau mulai dirasakan warga di Lamongan Jawa Timur, terutama oleh masyarakat di wilayah selatan
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Sejak tiga pekan ini dampak musim kemarau mulai dirasakan warga di sejumlah wilayah di Lamongan Jawa Timur, terutama oleh masyarakat di wilayah selatan.
Selain lahan pertanian yang tak lagi dapat siraman air, kini warga juga mengalami krisis air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga hanya mengandalkan bantuan air dari pihak luar, termasuk komunitas dan pemerintah daerah.
Bahkan untuk kebutuhan masyak, warga terpaksa membeli air isi ulang. Kondisi seperti ini mendapat respon dan kepedulian oleh sejumlah elemen dan komunitas masyarakat salah satunya adalah, komunitas Yes Mania Kidul.
Komunitas yang dimotori Purwanto ini memberikan bantuan air bersih pada warga. Sebanyak 12 tangki air bersih dipasok ke warga Dusun Pulo, Desa Sumberagung, Kecamatan Modo.
"Ini bentuk kepedulian dan keprihatinan kami terhadap masyarakat yang mengalami krisis air bersih," kata Purwanto kepada Surya.co.id, Rabu (3/7/2019).
Pihaknya merasa tergugah untuk membantu kesulitan air bersih yang dialami warga sejak awal musim kemarau lalu.
Untuk mendapatkan air yang hanya layak untuk cuci mandi kakus (MCK) warga harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk mendapat air dari sungai karena tidak ada lagi air waduk atau embung.
• Tahanan Narkoba Menikah di Masjid Polres Kediri, Prosesi akad Nikah Bikin Keluarga Menangis
• Suami Jajakan Istri 1,5 Juta di Twitter Buat Layani Pria, Hasilnya Buat Lunasi Utang Biaya Operasi
• Nelayan Sumenep Cabuli Siswi SMP, Setelah Ajak Foto Bareng di Pantai dan Rujakan di Rumah Temannya
"Banyak sumur warga yang sudah tidak mengeluarkan sumbernya," katanya.
Distribusi air bersih ini rencananya akan dilakukan rutin ke desa-desa lain yang mengalami hal serupa Santo, salah satu warga Desa Sumberagung, Kecamatan Modo mengatakan, desanya sudah sebulan ini mengalami krisis air bersih.
Karena sudah tidak ada lagi sumber air dari waduk, embung dan sumur.
"Untuk kebutuhan sehari-hari kami memanfaatkan air sungai dengan menempuh jarak beberapa kilometer," kata Santo.
Senada dikatakan Winarti, kesulitan air bersih sudah dirasakan sejak sebulan yang lalu. Winarti mengakui jika pemerintah sudah turun tangan untuk mendistribusikan air bersih ke wilayahnya. Sudah ada dropping air dari pemerintah.
"Kiriman air semacam ini yang kami butuhkan," ungkap Winarti.
Ketua Pelaksana BPBD Lamongan, Mugito mengakui jika musim kemarau yang berdampak krisis air bersih sudah dirasakan di sejumlah wilayah di Lamongan.
"BPBD Lamongan sudah kiriman bantuan air bersih disejumlah wilayah," kata Mugito pada wartawan.
Beberapa desa yang sudah mendapatkan dropping air bersih diantaranya, Desa Sumberagung, Kacangan di Kecamatan Modo, Desa Sambangan dan Bulumargi di Kecamatan Babat. Mengenai data yang mengalami kesulitan air bersih, Mugito mengatakan jika saat ini petugas BPBD Lamongan terus melakukan pengecekan di lapangan.
Pihaknya juga menunggu informasi dan laporan dari camat, dari informasi itu sebagai dasar teknis peluncuran bantuan air bersih.
"Melalui laporan camat dan kades kita ketahui wilayah-wilayah yang berdampak krisis air bersih," kata Mugito. (Hanif Manshuri/Tribunjatim.com)