Pemprov Jatim Bakal Surati Universitas Al Azhar Kairo, Minta Tambahan Kuota Beasiswa Bagi Santri
Pemprov Jatim Bakal Surati Universitas Al Azhar Kairo, Minta Tambahan Kuota Beasiswa Bagi Santri.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kabar baik bagi santri lulusan pesantren tradisional di Jawa Timur sedang diupayakan oleh Pemprov Jatim.
Pasalnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sedang mengupayakan agar ada tambahan kuota penerima beasiswa bagi santri pesantren tradisional di Jawa Timur agar bisa kuliah di Al Azhar University Kairo, Mesir.
Hal itu dilakukan Gubernur Khofifah saat berdialog dan audiensi dengan Wakil Rektor Universitas Al Azhar Kairo Mesir Prof Dr Ibrahim Shalah Al-Sayyid Sulaiman Al-Hudhud di Gedung Negara Grahadi, Jumat (5/7/2019) sore.
• Khofifah Disebut Capres Potensial Tahun 2024 Versi LSI Denny JA, Begini Komentar Gubernur Jatim
• Menag dan Gubernur Jatim Khofifah Beri Pesan pada CJH, Sebut Titip Nama Baik Umat Islam Indonesia
• Khofifah Ciptakan Jingle Porprov Jatim, Ingin Tanamkan Sportivitas dan Tumbuhkan Mental Juara
Dalam pertemuan itu Khofifah ingin agar lebih banyak santri yang rampung belajar di pesantren bisa dapat beasiswa kuliah di Al Azhar.
"Alhamdulillah sore ini saya bisa secara langsung bertemu dengan Al Syaikh Prof Dr Ibrahim, beliau Wakil Rektor Al Azhar Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan. Kami membahas kemungkinan ada beasiswa tambahan bagi santri Jatim untuk kuliah di sana. Tidak hanya itu kita juga sedang mengupayakan agar kita bisa dapat support guru dari Al Azhar," kata Khofifah.
Dalam waktu dekat Pemprov Jatim akan segera berkirim surat resmi pada Grand Syaikh Al Azhar Asy Syarif untuk memberikan permohonan tambahan kuota tersebut. Termasuk jumlah dan juga ketentuan syarat yang diberlakukan.
Lebih lanjut, wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengaku bahwa ia memiliki alasan khusus mengapa Al Azhar University yang dipilih untuk program kerjasama ini.
"Alasan kenapa ingin membangun kerjasama dengan Al Azhar karena kampus ini sarat mengajarkan moderasi dan anti radikalisme," ucap Khofifah.
Adanya rencana kerjasama dengan Pemprov Jawa Timur ini dibenarkan oleh Wakil Rektor Universitas Al Azhar Kairo Mesir Prof Dr Ibrahim Shalah Al-Sayyid Sulaiman Al-Hudhud.
Ia menegaskan bahwa pertemuan tersebut sudah membahas kemungkinan kerja sama antara Pemerintah Jatim dengan Al Azhar University terkait pengkhususan beasiswa tambahan untuk anak-anak dari pesantren tradisional yang ada di Jatim.
"Kita juga bahas kemungkinan yang bisa dilakukan Al Azhar dengan mengirimkan beberapa tenaga pengajar dari Al Azhar dikirim ke sini dalam rangka ikut serta berupaya untuk menanggulangi pemikiran radikalisme yang selama ini diupayakan Al Azhar untuk dilawan di tempat mana pun," ucap Prof Ibrahim.
Tenaga pengajar yang akan dikirim dari Al Azhar nanti bakal digaji oleh kampus Kairo termasuk biaya hidupnya. Sehingga dipastikan tidak akan membebani pesantren tempatnya mengajar di Jawa Timur kelak.
Dikatakannya, mahasiswa mahasiswi Indonesia di berbagai level yang studi di Kairo saat ini jumlahnya ada sekitar 7.000 orang. Dari level sebelum universitas, tingkat SMP SMA kemudian di level S1 S2 hingga S3.
"Al Azhar memiliki ratusan mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa dan mereka ditempatkan dalam asrama, diberikan tunjangan dan itu tidak hanya S1 tapi S2 dan S3," imbuhnya.
Menurutnya mahasiswa mahasiswi Indonesia yang di sana adalah mahasiswa yang baik dan terlihat menonjol secara intelektual.
Terkait berapa jumlah tambahan kuota yang bakal diberikan untuk santri Jawa Timur, Prof Ibrahim mengku belum berani menentukan angkanya.
"Berapa tambahan jumlahnya kita belum bisa sampaikan. Karena ini harus kita sampaikan ke pimpinan tertinggi Al Azhar. Tapi saya yakin, beliau akan mengabulkan permohonan Pemprov Jatim untuk beasiswa santri santriwati pesantren di Jatim," pungkas Prof Ibrahim.