Launching Buku Pangeran Diponegoro, Mantan Kemendikbud Ajak Guru SMP se-Malang Raya Belajar Sejarah
Buku yang berjudul "Sejarah Ringkas Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa" itu dilaunching di hadapan para guru SMP se-Malang Raya.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Mantan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 1993-1998, Wardiman Djojonegoro melaunching bukunya tentang Pangeran Diponegoro di SMPN 20 Kota Malang pada Sabtu (13/7/2019).
Buku yang berjudul "Sejarah Ringkas Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa" itu dilaunching di hadapan para guru SMP se-Malang Raya.
Wardiman Djojonegoro mengatakan, dengan dilaunchingnya buku tersebut, ia ingin mengajak guru SMP di bidang sejarah untuk mempelajarinya.
Menurutnya, buku yang ia tulis itu bisa dipertanggungjawabkan, karena menulis sejarah Pangeran Diponegoro dari sisi lain.
• Ribuan Peserta Ramaikan BNI Sunday Funday di Lapangan Rampal Malang, Ada Jalan Sehat hingga Zumba
• Agus Hernoto, Prajurit Kopassus Berkaki Satu Selalu Dicari Soeharto, Benny Moerdani Bela Mati-matian
"Saya banyak mengutip dari bukunya Peter Carey penulis berkebangsaan Inggris yang pernah menulis tentang Pangeran Diponegoro ini," ucapnya.
Kata Wardiman Djojonegoro, sejarah tentang Pangeran Diponegoro selama ini banyak berpedoman dari literatur Belanda.
Sedangkan, sejak Peter Carey menulis tentang buku Pangeran Diponegoro, banyak fakta baru yang dimunculkan.
Maka dari itu, Wardiman Djojonegoro menulis kembali buku tentang Pangeran Diponegoro mulai dari sejak kecil hingga memasuki Perang Jawa yang dimulai sejak tahun 1825-1830.
"Peter Carey telah mengungkap lebih dari 2.200 fakta tentang Pangeran Diponegoro. Untuk itu saya kutip dari bukunya Power of Prophecy Princess Dipanegara The End Of An Old Order In Java 1785-1855 dan Testimoni The Life Of Prince Diponegoro of Yogyakarta," terangnya.
• Jadi Pahlawan untuk Arema FC, Dedik Setiawan Ungkap Faktor Timnya Bisa Kalahkan Semen Padang
• Misteri Uang yang Disimpan Soeharto Dibongkar Ajudan, Ngaku Tahu Persis Nominal Uangnya, Trilunan?
Wardiman Djojonegoro mengatakan, literatur sebelumnya dituliskan kalau Pangeran Diponegoro sakit hati.
Namun, setelah Peter Carey melakukan penelitian, disebut masyarakat Indonesia di bawah pemerintahan Belanda miskin dan moralitas istana buruk.
"Maka dari itu Pangeran Diponegoro ingin menjadi Ratu Adil pada saat itu," imbuhnya.
Dengan adanya buku ini, Wardiman Djojonegoro berharap para guru nantinya bisa mengimplementasikannya ketika mengajar sejarah kepada muridnya.
"Kalau sudah sampai di pelajaran Pangeran Diponegoro, kami ingin para guru ini menjelaskan fakta yang sebenarnya dari Pangeran Diponegoro. Karena sebelumnya itu merupakan karangan dari Belanda," tandasnya.
• Beli Mobil Pribadi Pakai Dana Desa, Kades Tlogosari Kabupaten Malang Ditahan Kejari Kepanjen
• Tujuan Sebenarnya Soekarno Letakkan Masjid Istiqlal di Dekat Istana Merdeka, Pilihan Hatta Berbeda
Sementara itu, Guru IPS yang mengajar di SMPN 20 Kota Malang, Budiarti Andjajani mengaku senang dengan materi yang diberikan oleh Wardiman Djojonegoro.