MPLS SMAM 2 Surabaya, Kenalkan Ekskul Batik ke Siswa Baru hingga Bikin Catatan Kegiatan Lewat Blog
Inilah masa pengenalan lingkungan sekolah di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Kenalkan ekskul batik hingga bikin catatan kegiatan lewat personal blog
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dikemas SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dengan mengenalkan ekstrakurikuler di sekolahnya.
Bertemakan Unity In Creativity serta menggunakan aplikasi dan teknologi untuk mengeksplorasi kreativitas siswa melalui ekskul membatik.
Berbeda dengan teknik membatik biasanya, membatik yang dilakukan 488 siswa baru dalam pembukaan MPLS menggunakan teknik malam dingin.
Jika pada umumnya, membatik menggunakan lilin panas, kali ini, SMAM 2 mengenalkan kepada siswa-siswi baru proses membatik menggunakan media lilin malam dingin dengan warna colet atau kuas.
• SMA Muhammadiyah X Surabaya Buka MPLS di Bioskop, Siswa Baru Diajak Nonton Film Buatan Komunitas
Kelebihan dari penggunaan lilin dingin ini yaitu praktis, mudah, dan tidak berbahaya bagi siswa.
Menuru Hilmy Yavi, sie acara MPLS pemilihan lilin malam dingin ini karena umum masih jarang digunakan dalam proses pembatikan.
Acara membatik ini dikerjakan secara kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 15-17 orang.
MPLS SMAM 2 dikatakannya, mencoba menerapkan teknologi 4.0 dengan membuat aplikasi khusus untuk hari pertama siswa baru.
"Mengusung tema kreativitas dan teknologi sekaligus, maka kami menggunakan aplikasi berbasis android untuk mencatat kehadiran peserta selama 5 hari MPLS. Memudahkan kerja panitia dan lebih ramah lingkungan," ujarnya.
• Dinas Pendidikan Kota Blitar Melarang Kegiatan Bully-bullyan di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Tak hanya mengandalkan kreativitas siswa, menurut Esa Febrianto, Ketua IPM SMAM 2, ada semangat, paperless dan plasticless atau kegiatan ramah lingkungan yang dilakukan dengan meminimalisir penggunaan kertas dan plastik.
Misalnya ke kantin dengan membawa kotak makan kosong menggantikan penggunaan plastik bungkus dan tiap panitia menggunakan mengenakan tanda pengenal LED.
Dengan daya rendah, id card panitia tersebut jadi terlihat menarik dan futuristik karena dapat menampilkan nama sekaligus jabatan dalam kepanitiaan pada satu benda berukuran 15x 2 sentimeter tersebut.
"Kemudian dalam penugasanpun peserta diminta untuk menulis jurnal kegiatan mereka selama MPLS dalam personal blog masing-masing yang bisa diakses seluruh peserta dan panitia," lanjutnya. (Surya/Sulvi Sofiana)
• MPLS 2019, SMA Negeri di Surabaya Siapkan Pembentukan Karakter Siswa Lewat Kegiatan Luar Sekolah