Kesedihan Ayah 4 Anak Korban Kebakaran di Batu, Masih Trauma Lihat Api, Belum Tahu Tinggal Dimana
Kesedihan Ayah 4 Anak Korban Kebakaran di Batu, Masih Trauma Lihat Api, Belum Tahu Tinggal Dimana.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Tak ada yang bisa menebak kapan kematian bakal merenggut kehidupan manusia.
Termasuk peristiwa nahas yang menimpa keluarga Abdullah di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Empat anak meninggal terbakar di rumahnya sendiri pada Selasa (23/7) malam.
• Tim Labfor Polda Jatim Ambil Sampel Abu untuk Selidiki Penyebab Kebakaran Rumah di Junrejo Kota Batu
• Jenazah 4 Bersaudara yang Meninggal Saat Kebakaran di Junrejo Kota Batu Dimakamkan Satu Liang Lahat
• 4 Jenazah Anak Korban Kebakaran Rumah di Junrejo Dibawa ke Kota Batu, Keluarga Tolak Otopsi
Insiden itu, diduga disebabkan oleh api lilin yang menjalar ke tempat tidur sang anak yang kemudian membesar dan membakar seisi rumah.
Ditemui usai pemakaman, Abdullah tak banyak bicara dan terus menunduk. Kesedihan masih nampak di wajahnya. Kedua mata pria asal Jawa Tengah itu juga masih sembab.
Istri Abdullah pun demikian. Keduanya kini menumpang di salah satu rumah milik Yayasan Panti Asuhan Al Husna di Desa Landungsari, Dau, Malang.
"Belum tahu sampai kapan di sini. Nunggu istri tenang dulu," kata Abdullah, Rabu (24/7/2019).
Ia mengatakan masih dalam keadaan trauma lihat api dan terpukul. Tidak ada tanda-tanda dirinya bakal tertimpa musibah yang begitu memukul, kehilangan empat buah hati selama-lamanya.
"Lihat api saja sekarang saya takut, trauma," ujar dia.
Saat kejadian, Abdullah tidur bersama sang istri, Lina dan kedua anaknya yang berumur sekitar empat dan dua tahun. Empat anak yang lain, tidur dalam satu kamar berbeda namun tak terlalu jauh.
Pukul 18.00 WIB, rumah Abdullah dan sekelilingnya dilanda mati listrik. Seperti biasanya, keluarga itu menyalakan lilin sebagai penerangan sementara. Tak dinyana, api lilin merembet ke tempat tidur di kamar anaknya yang berumur 10 tahun.
Ketika terbangun dan melihat rumahnya terbakar, Abdullah langsung membangunkan istrinya untuk keluar dan menyelamatkan diri. Namun keempat anaknya terjebak kepungan api yang terlanjur membesar.
Tetangga Abdullah, Hamidah sempat melihat bayangan bocah-bocah Malang itu dari kaca jendela, "Seolah minta tolong begitu. Tapi api sudah besar mbak," ucap Hamidah.
Sebetulnya kata Hamidah, Abdullah sempat ingin nekad masuk ke dalam rumah untuk mengambil anaknya. Namun, ia dicegah oleh tetangganya yang lain karena si jago merah kelewat mengamuk.
"Mau diselamatkan malah bahaya. Jadi dicegah. Sebetulnya sempat mau nekad," katanya.
Kini, Abdullah belum tahu apa yang mesti dilakukan ke depan. Ia dan istri masih membutuhkan waktu untuk menyembuhkan kesedihan dan trauma sembari mengurus dua anaknya bisa selamat.
"Mungkin akan tinggal di sini dulu. Setelah itu mencari tempat baru," pungkas Abdullah.