Dinilai Tak Cocok untuk Surabaya, DPRD Akhirnya Coret Anggaran Proyek Trem Sebesar Rp 3,1 Miliar

Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji dipanggil oleh Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Surabaya, Senin (4/6/2018).

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Badan Anggaran sekaligus Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji menegaskan, bahwa Dewan sudah mencoret anggaran trem yang diajukan Pemetintah Kota Surabaya dalam pembahasan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2018.

Anggaran yang diajukan Pemkot sebesar Rp 3,1 miliar dicoret mutlak untuk pengajuaan realisasi trem. Namun setelah diskusi yang cukup alot, anggaran itu akhirnya dikepras sebesar Rp 2,7 miliar dan hanya bersisa Rp 400 miliar.

Nilai itupun bukan murni untuk kajian realisasi angkutan trem Surabaya. Tapi, ditegaskan politisi PDIP tersebut, anggaran Rp 400 miliar digunakan untuk kajian angkutan massal yang cocok untuk Kota Surabaya.

"Pengajuan itu diperuntukkan kajian detail engeneering design (DED) angkutan massal Surabaya. Saya sudah tegaskan itu. Angkutan massal nggak harus trem, bisa bus, MRT, atau LRT," kata Armuji, usai sidang paripurna, Senin (17/9/2018).

Menang Gugatan, Korban Lumpur Lapindo Sidoarjo Tagih Janji Presiden Jokowi untuk Bayar Ganti Rugi

Menurut Armuji, dari hasil kajian ini akan bisa disimpulkan jenis angkutan massal apa yang cocok untuk kondisi Kota Pahlawan. Terutama dengan kondisi angkutan pribadi yang mayoritas kendaraan roda dua.

"Karena peruntukannya untuk DED ya kita loloskan. Karena ini untuk kajian jenis angkutan massal yang cocok, yang murah, yang bisa dicover APBD itu apa. Kalau memang trem tidak cocok ya harus fair (adil), tidak boleh dipaksakan," tegasnya.

Kajian ini nantinya harus melibatkan masyarakat. Mereka harus ditanya jenis angkutan umum apa yang mereka nyaman dan mereka butuhkan. Yang penting adalah yang mereka mau untuk beralih moda transportasi.

Dipicu Jalanan Macet, Dua Pemotor di Surabaya Saling Adu Jotos Hingga Istri yang Dibonceng Pingsan

Secara pribadi, Armuji menegaskan, bahwa ia sendiri tidak sepakat ide Pemkot untuk merealisasikan trem. Ada sejumlah alasan yang membuat dirinya tidak sepaham dengan Pemkot.

"Yang pertama karakteristik Surabaya ini banyak kendaraan roda dua. Di luar negeri trem ini laku karena g ada yangbpakai motor. Ini negara berkembang bukan negara maju," tandasnya.

Begitu juga dengan masa lampau dimana ada trem di Surabaya. Itu karena dulu belum banyak kendaraan pribadi.

Jika saat ini ada trem yang membelah tengah kota Surabaya dan memakan badan jalan, maka akan semakin memakan space dan kapasitas jalan kota Surabaya.

Kebakaran Hutan di Gunung Wilis Makin Meluas dan Merembet ke Wilayah Madiun

"Kalau itu MRT atau LRT yang menggunakan rel di atas, menurut saya masih relevan," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya Vinsensius Awey.

Ia mengatakan usulan Pemkot yang mengajukan anggaran Rp 3,1 miliar memang dikepras banyak. Dan menyisakan anggaran Rp 400 miliar saja.

"Anggaran itu akhirnya diserahkan ke Dinas Perhubungan untuk dilakukan pengkajian terkait kebutuhan angkutan massal di Surabaya," kata politisi Partai Nasdem ini.

Layanan Publik di Jatim Terbaik, Pakde Karwo Raih Penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award 2018

Sepakat dengan Armuji, Awey juga tak sepakat jika Surabaya menggunakan angkutan massal trem untuk mengurai kemacetan. Pasalnya ia lebih sepakat menggubakan bus atau LRT. (Fatimatuz Zahroh)

Berita Terkini