TRIBUNJATIM.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat memberikan pengakuan soal penyerangan dari kalangan tertentu.
Dalam p[ernyataan itu, SBY juga menyebut, penyerangan ini turut dialami putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat.
Menurut SBY, hal itu dialami dirinya, AHY, dan Partai Demokrat pasca sang putra bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Seperti diketahui, AHY memang menemui Jokowi seusai Pemilu 2019 berlangsung.
AHY bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dan Istana Kepresidenan di Bogor.
• Nasib Rumah SBY Rp 300 Miliar, Aset Hadiah yang Kondisinya Kini Berubah dan Ditinggalkan, Terurus?
Tak hanya itu, SBY juga bercerita soal tangisan sang istri, Ani Yudhoyono, saat ia difitnah.
Dilansir dari Kompas.com (grup TribunJatim.com), SBY memberikan pengakuan itu lewat siaran video dari Singapura yang diputar di kediamannya, Kuningan, Jakata, Senin (27/5/2019).
"Akibat pertemuan itu (dengan Jokowi), AHY, SBY, dan Partai Demokrat diserang habis oleh kalangan tertentu," kata SBY.
"Setelah itu AHY dibully sangat kejam. Mungkin itu cara Tuhan untuk menggembleng orang yang baru masuk di dunia politik. Dari serangan itu, sebenarnya kita tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal," lanjutnya.
• TERBARU Ani Yudhoyono Tak Bisa Rayakan Ultah Ibunya, SBY Video Call dengan Mertua, Lihat Ekspresinya
SBY mengatakan, hal tersebut merupakan pembeda antara Partai Demokrat dan pihak lainnya yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Menurut SBY, meski tak mengusung Jokowi, Demokrat tak menutup komunikasi dengan sosok mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
SBY mengatakan, Demokrat selalu membuka diri untuk berkomunikasi dengan pihak manapun.
Apa lagi, kata SBY, pertemuan antara AHY dan Jokowi bukan membahas pembentukan koalisi di pemerintahan, tetapi permasalahan kebangsaan.
• SBY Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Jokowi, Jokowi Panggil AHY ke Istana Bogor Pagi Ini
SBY pun mengatakan AHY ke Istana atas undangan Jokowi.
"Di situ perbedaan kami dengan pihak tertentu itu. Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan 01. Barangkali ada yang bersumpah tak akan komunikasi dan berkawan selamanya. barangkali pula dendam yang membara harus dipertahankan," ujar SBY.
"Silakan kalau ada yang punya prinsip itu. Tapi jangan atur Demokrat harus mengikutinya. Kami prinsip ikhtiar perjuangan untuk menang harus dilakukan sekuat tenaga. Namun setelah selesai ya selesai," lanjut SBY. (Kompas.com)
• SBY Menggenggam Erat Tangan Ani Yudhoyono di Depan Taman Rumah Sakit, Bak Romeo dan Juliet