Kecelakaan Bus Pariwisata
Sosok Pudji, Korban Musibah Kecelakaan Bus di Tawangmangu bagi Anak Sulung : Ayah Luar Biasa
Wahyu mengatakan, ayahnya berangkat ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bersama ibunya, Faridah Ismaniyah (50).
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Alga W
Kecelakaan Bis Yang Mengangkut Rombongan Guru,
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terlihat kursi-kursi yang dipayungi tenda diduduki beberapa orang di rumah duka Pudji Hariono (60).
Diketahui orang-orang tersebut sedang menunggu kedatangan jasad, Pudji Hariono untuk disemayamkan di rumah duka.
"Rencananya mau dikuburkan pagi hari," tutur Wahyu Saifullah (30), anak sulung Pudji Hariono.
Baca: Baru Berulang Tahun Dua Minggu Lalu, Korban Alami Musibah Kecelakaan Bus di Tawangmangu
Saat ditemui wartawan TribunJatim.com menemui Wahyu Saifullah, Minggu (26/2/2017), ia menceritakan kronologis yang diketahui tentang kecelakaan yang menimpa ayahnya.
Ia menjelaskan, kronologinya bermula dari sopir yang mengemudi mengambil rute lama lalu pengemudi hilang kendali dan kemudian jatuh ke jurang di Jalan Umum Dusun Banaran.
Baca: Breaking News: Bus Masuk Jurang di Tawangmangu, 7 Orang Penumpang Tewas
Wahyu mengatakan, ayahnya berangkat ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bersama ibunya, Faridah Ismaniyah (50).
"Ibu (Faridah Ismaniyah) cuma luka ringan saja, ini sekalian nunggu Ibu perjalanan ke sini," ujar Wahyu.
Menurut anak sulung korban, Wahyu Saifullah, Pudji adalah seorang ayah luar biasa dan agamis.
"Setiap subuh ayah (Pudji Hariono) selalu bangunin ibu (Faridah Ismaniyah) untuk sholat berjamaah di Masjid Kepadangan," ujar Wahyu Saifullah.
Di masjid tersebut, korban semasa hidup sering menjadi imam sholat subuh.
Selain itu, Pudji dikenal suka bersosialisasi, baik di kampung maupun kegiatan masjid.
Baca: Rombongan Guru SDN Jimbaran Wetan Sempat Nginap di Telaga Sarangan