Aktivitas Vulkanik Meningkat, Puncak Kawah Gunung Ijen Ditutup Pada Jam Tertentu Ini
Obyek wisata alam Kawah Gunung Ijen di Banyuwangi pada jam-jam tertentu ini untuk sementara ditutup, menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik.
Penulis: Haorrahman | Editor: Mujib Anwar
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Obyek wisata alam Kawah Gunung Ijen di Banyuwangi pada jam-jam tertentu untuk sementara ditutup.
Ini karena aktifitas kawah di obyek wisata yang terkenal dengan blue fire tersebut meningkat.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda mengatakan, aktifitas kawah mengalami peningkatan sehingga mengeluarkan gas beracun.
Sehingga untuk sementara wisatawan yang hendak menuju blue fire dilarang naik pada jam-jam tertentu.
Puncak Kawah Gunung Ijen ditutup mulai pukul 15.00 sore hingga 03.00 pagi. Alumni STPDN tersebut mengaku tidak mengetahui sampai kapan puncak Kawah Gunung Ijen akan ditutup sementara pada jam-jam tertentu.
Pihaknya terus koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, untuk memantau perkembangan aktifitas Kawah Gunung Ijen.
"Untuk ke puncak Kawah Gunung Ijen masih ditutup sementara pada jam-jam tertentu. Wisatawan tidak diperbolehkan ke puncak, demikian juga dengan penambang belerang," kata Bramuda, Selasa (7/3/2017).
Bramuda mengatakan penutupan ini sudah biasa dilakukan, ketika aktifitas kawah gunung yang masih aktif tersebut meningkat, terutama di musim hujan.
Pelarangan hanya untuk yang menuju puncak saja, sedangkan di paltuding atau rest area Kawah Ijen masih diperbolehkan.
"Kalau di paltuding masih boleh. Yang dilarang hanya dipuncaknya saja. Biasanya tidak sampai satu minggu sudah bisa dibuka lagi," kata Bramuda.
Padahal waktu favorit menuju puncak Kawah Gunung Ijen untuk menyaksikan blue fire, biasanya dilakukan pada selepas pukul 00.00 malam.
Ini karena, blue fire sangat jelas terlihat dan indah pada malam hari. Sedangkan ketika matahari sudah terbit, blue fire tidak terlihat.
Biasanya setelah menyaksikan blue fire, wisatawan menunggu hingga matahari terbit.
Penutupan puncak Kawah Gunung Ijen dilakukan sejak Minggu (5/3/2017) malam. Ini sesuai dengan rekomendasi dari BPBD Banyuwangi.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Banyuwangi, Eka Muharam mengatakan, jalur pendakian kawah Ijen ditutup saat malam hingga pagi.
Eka mengatakan, regulasi di Kawah Ijen memang demikian. Ketika aktifitas di Ijen meningkat, tidak ada yang boleh naik ke puncak.
"Intinya sebelum matahari terbenam semua pendaki sudah harus turun," ucap Eka.
Bahkan menurut Eka, ketika aktifitas di air kawah kian meningkat, blue fire bisa ditutup sejak pukul 12.00 hingga pukul 03.00 pagi. Ini karena kandungan gas yang keluar mengandung racun dan berbahaya.
Eka menjelaskan, suhu air danau kawah meningkat sehingga ini memicu munculnya gas sulfur dioksida, karbondioksida dan asam sulfat, yang beracun akibat letusan kecil dari kawah.
Menurut Eka munculnya gas tersebut karena meningkatnya curah hujan, sehingga membuat volume air danau kawah Ijen juga turut meningkat.
Sedangkan air dari dalam suhunya sangat tinggi, kemudian diisi dengan air yang suhunya rendah, terjadilah letupan-letupan.
Di musim hujan menurut Eka, memang aktifitas Gunung Ijen meningkat. Berbeda dengan di musim kemarau, ancaman kandungan gasnya menurun.
Belum dipastikan kapan pemberlakukan larangan pendakian malam ini berakhir. BPBD masih menunggu kondisi normal kembali.
“Regulasinya memang tetap seperti itu. Tidak ada yang berubah. Penutupan ini demi keselamatan bersama,” imbuh Eka.