Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sempat Akan Demo, Ternyata Demo Sopir Angkot Surabaya Batal

Rencana unjuk rasa dan konvoi angkutan kota (Angkot) di Surabaya pada Senin (20/3/2017), hampir dipastikan batal.

Penulis: Fatkhul Alamy | Editor: Edwin Fajerial
TribunJatim/Aflahul Abidin
Puluhan angkutan kota berbagai jurusan di Kota Malang mogok menolak angkutan berbasis online, Senin (20/2/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rencana unjuk rasa dan konvoi angkutan kota (Angkot) di Surabaya pada Senin (20/3/2017), hampir dipastikan batal. 

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan para sopir angkot ini tidak akan turun jalan, tapi langsung bertemu dengan Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

"Awalnya akan turun jalan dan melakukan demo, tapi nanti akan langsung bertemu Gubernur (Soekawro) di dalam ruangan di Gedung Grahadi," kata Kombes Pol Mohammad Iqbal yang dihubungi Surya, Jumat (17/3/2017) malam.

Mohammad Iqbal menjelaskan sudah ada kesepakatan dua organisasi serikat pekerja transportasi di Surabaya.

Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (FSPTI) dan Komunitas Angkutan Kota Surabaya (KKS) sepakat tidak menggelar unjuk rasa dengan turun jalan atau konvoi.

"Saya sudah bertemu tadi (Jumat, 17/3/2017) dengan FSPTI dan KKS, akhirnya disepakati tidak ada aksi turun jalan," tutur Iqbal.

Dalam pertemuan dengan perwakilan pengurus FSPTI dan KKS disepakati adanya suasana damai di Surabaya.

"Ada persamaan visi, bahwa Surabaya itu lain dengan kota seperti Malang, Bandung dan Tanggerang yang demo angkutan ada kejadian-kejadian. Surabaya masyarakatnya damai dan akhirnya disetujui tak jadi turun jalan demo," cetus Iqbal.

Sebelumnya, para pengemudi angkutan kota dan taksi konvensional akan menggelar unjuk rasa di Surabaya, Senin (20/3/2017).

Aksi yang digelar untuk memprotes keberadaan layanan transportasi berbasis online ini dipastikan bakal berdampak terhadap masyarakat, khususnya mereka yang selama ini menggunakan jasa angkutan kota.

"Bukan kami menolak para taksi online atau ojek online. Kita sama-sama golek pangan (cari makan). Tapi jangan ngawur," kata Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Jatim, Subekti, Jumat (17/3/2017). (Surya/Fatkhul Alamy)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved