Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Anak Magang Ceritakan Kisahnya Saat Ditugaskan Ahok Awasi APBD DKI, Gemeteran Saat Paparkan Ini

Cerita anak magang yang ditugaskan Ahok mengawasi APBD DKI Jakarta ini, mendadak viral di media sosial.

Editor: Alga W
Facebook/Ismail Al Anshori
Ismail Al Anshori 

Untuk pertama kalinya dalam sejarah ada Gubernur DKI Jakarta melakukan penyisiran anggaran hingga detail. Emang gubernur-gubernur sebelumnya gimana? Ngga tahu.

Tapi Bapak memang senang bekerja detail. Sampai belanja pulpen dan kertas aja dibahas panjang lebar.

Saya masuk Balai Kota pada Oktober 2015 sebagai anak magang di tim anggaran. Saat itu penyusunan anggaran 2016 sedang memasuki babak akhir KUA PPAS 2016.

Saya dikasih dokumen-dokumen anggaran, dan kemudian diminta untuk mencari apakah ada kegiatan yang perlu dicermati. Saya tidak sendiri. Selain ada satu lagi di tim anggaran, ada juga teman-teman dari tim lain yang membantu "menyisir" anggaran.

Dari penyisiran kami ada beberapa temuan atau indikasi kegiatan yang tidak efektif dan efisien. Kemudian saya membuat kompilasinya.

Saat itu kami penasaran, apa yang terjadi pada proses penyusunan anggaran sehingga dokumennya seperti tidak matang?

Baca: Reza Rahadian Gemes Sama Adinia Wirasti Lalu Elus-elus Dagunya, Netizen: Sakit Tapi Tak Berdarah

Untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut, saya kemudian ngobrol-ngobrol dengan banyak orang. Ketemulah dengan beberapa PNS muda yang ternyata prihatin dengan proses penyusunan anggaran saat itu. Singkat kata, saya menemukan ada langkah-langkah yang dilewati, sehingga penyusunan anggaran menjadi terkesan tidak terkendali. Selain itu, aplikasi IT yang sudah dibuat pun ternyata pemanfaatannya minimal.

Temuan ini kemudian saya laporkan kepada PIC saya. Saat itu hari Senin 16 November 2015 sore hari. PIC saya waktu itu tahu bahwa situasinya cukup parah.

Tapi masalahnya, menurut jadwal, 4 hari lagi atau 20 November 2015 adalah penandatanganan MoU KUA PPAS. Waktunya sempit sekali untuk menangani masalah yang skalanya cukup besar. Karena sudah kadung marah lihat keadaan, saya waktu itu bilang, "Soal jadwal itu urusan elo, gue sih ngga peduli. Lo harus bilang ke Bapak."

Malamnya, si PIC melaporkan kepada Bapak. Selasa pagi Bapak datang ke kantor dan langsung marah-marah di depan awak media. Selasa siang saya ada kesempatan sebentar ngobrol sama Bapak sambil makan siang bareng, melaporkan sedikit temuan saya mengenai proses penyusunan anggaran dan hasilnya.

Rabu 18 November 2015 pagi sekitar jam 9 saya datang ke Balai Kota seperti biasa. Saat baru sampai Gedung DPRD, saya ditelpon oleh PIC saya untuk datang ke ruang Rapim. "Ada rapat nih," katanya.

Saya pikir saat itu cuma rapat tim biasa saja. Saya mendekat ke ruang Rapim masih mengunyah pisang goreng yang saya beli di samping Bank Bangkok. Agak bingung kenapa kok di depan ruang Rapim ada beberapa staf PNS.

Baca: Goda Driver Ojek Online, Percakapan Diduga Penumpang Wanita Ini Bersedia Dimadu, Asal Bisa Beginian

Lalu saya masuk. Saat mau buka pintu, saya dengar Bapak sudah marah-marah. Ketika kepala saya nongol di pintu, Bapak langsung bilang, "Ismail, coba kamu tunjukin hasil kemarin melototin anggaran. Paparin aja!" Saya minta waktu sekitar 10 menit untuk rapihkan paparan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved