Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Santri Tenggelam

Detik-detik Tenggelamnya Enam Santri ke Dalam Bekas Galian, Mereka Menceburkan Diri Lalu . . .

Seorang pengajar asal MTs Mambaus Solihin, Kabupaten Gresik yang enggan mau disebutkan namanya.

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Edwin Fajerial
SURYA/SUGIYONO
Wakil Bupati Gresik Mohamad Qosim melihat salah satu jenazah santri di Kamar Jenazah RSUD Ibnu Sina, Kamis (18/5/2017). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang pengajar asal MTs Mambaus Solihin, Kabupaten Gresik yang enggan mau disebutkan namanya, menceritakan kronologi terjadinya musibah tenggelamnya enam santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaus Sholihin.

"Kronologi kejadiannya begini, sekitar pukul 07.05 WIB pembukaan diawali sambutan wali kelas 9E yang bernama Zulfan Thoriq di halaman Musholla yang diikuti 267 siswa, 48 guru sebagai pendamping dan pengurus pramuka," ujarnya saat melayat di rumah duka Abdul Rohman Nafis, Jalan Gebang Wetan Nomor 11, Gebang Putih, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat dini hari (19/5/2017).

Usai pembukaan, dilanjutkan ke acara berikutnya yaitu outbond.

"Di Pos 1 ada kegiatan jalan merayap di atas tampar yang letaknya berada si sebelah selatan pendopo, peserta dibagi per kelas dan per kelompok yang berisi enam orang siswa dengan satu pengawas, peserta bergantian secara kelompok memasuki pos satu didampingi pengawas masing-masing kelompok, kemudian peserta pertama dari kelas IX A yang merupakan kelompok satu masuk pos satu sekitar jam 07.20 WIB, kelas terakhir IX G yang merupakan kelompok terakhir masuk pos satu jam 08.10 WIB," tambahnya.

Peserta outbond kemudian melanjutkan ke pos dua setelah jalan merayap di atas tampar di pos satu.

Saat di pos kedua kegiatannya bernama estafet pingpong, yang diadakan depan kompleks Al Malikiy, halaman pondok.

Peserta dibagi beberapa kelompok sama seperti sebelumnya saat di pos satu.

"Usai dibagi, secara bergantian peserta kemudian memasuki pos dua didampingi pengawas masing-masing dan mashk pos dua sekitar jam 07.50 WIB," terangnya.

Saat giliran kelompok kelas IX C yang merupakan kelompok terakhir, yang anggotanya terdiri dari Syafi'i , Nafis, Udin, Rusydi, meceburkan diri ke bekas galian yang saat itu menjadi seperti danau.

Yang pertama kali menceburkan ke danau adalah Syafi'i.

Syafi'i saat itu menceburkan diri di danau yang dangkal. Akibatnya, tindakan Syafi'i ditiru oleh teman-temannya.

Akhirnya, teman-teman Syafi'i yaitu Yosar, Sholah, Bagus, Robin, Aril, Zilmam, Ridho, Abi, Effendi, Mamat ikut menceburkan diri, total yang menceburkan diri 14 orang.

"Mereka sudah diperingatkan untuk keluar dari danau," katanya.

Tidak keluar dari danau, Udin (Saifudin Zuhri), Rusydi (Muhammad Royyi Amanullah Rusydi), Syafii (Ahmad Syafi'i), Yosar (Yosar Muhammad Ardiansyah), Shollah (Shollahuddin Achmad), dan Nafis (Abdul Rohman Nafis) berenang ke tengah danau yang kondisinya sangat dalam.

Keenam orang itu kesulitan berenang karena kondisi air danau yang terlalu dalam.

"Satu diantara teman mereka, Mamat kemudian berteriak minta tolong kepada pengawas," katanya.

"Tahu kalau temannya tenggelam, anak-anak yang ikut menceburkan diri ke dalam danau langsung mentas," ujarnya lagi.

Mendengar ada enam anak yang tenggelam lima orang pengawas segera berusaha menolong.

Anak yang ditolong pertama adalah Rusydi. Dia kemudian dibawa ke Klinik Satelit Petrokimia GKB jam 09.30 WIB.

Kemudian anak-anak lainnya yaitu, Udin, Syafii, Yusar, Sholah berhasil dikeluarkan dari air dan kemudian dibawa ke klinik dengan sepeda motor yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina, Gresik.

"Korban terakhir yang ketemu atas nama Nafis. Baru ketemu pukul 10.06 WIB dibawa ke rumah sakit pukul 10.15 WIB," katanya.

Lalu acara langsung diberhentikan kemudian seluruh siswa diperintahkan kembali ke pondok.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved