Semarak Ramadan
Menelusuri Goa Langsih, Tempat Pertapaan Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti
Tempat pertapaan tersebut masih terjaga dan menjadi salah satu tempat destinasi wisata religi.
Mun’im mengisahkan, Sunan Kalijaga sering menggelar dakwah berupa pengajian untuk warga sekitar di sana.
Baca: Gelar Halaqah Internasional, GP Ansor Tawarkan Hasilnya ke Sejumlah Negara Bergolak ini
Salah satu murid terbaik Sunan Kalijaga di sana adalah Raden Bagus Mataram. Makamnya berada di sekitar wilayah petilasan.
“Masjid ini dulu untuk sembayang dan menyiarkan agama serta tausiyah,” kata dia.
Selain itu, ada dua benda peninggalan lain yang masih di simpan oleh warga. Benda itu berupa dua Alquran yang tulisan tangan.
Salah satunya bahkan ditulis dengan tinta emas. Dua benda ini terakhir kali disimpan di rumah kepala desa beberapa periode sebelumnya.
Ia menerangkan, kedua Alquran tersebut lebih tebal dibanding Alquran pada umumnya.
Dengan kedua tangannya, Mun’im memeragakan ketebalan kitab tersebut: kurang lebih sekitar 40 sentimeter (cm).
“Pernah mau dibuatkan museum untuk tempat dua peninggalan itu, tapi belum kesampaian sampai sekarang,” ujarnya.
Baca: Ditinggal Ngimami Salat Tarawih di Masjid Lapas, Rumah Ustad ini Malah Dijarah Maling
Saat ditanya siapa penulis dua Alquran itu, sang juru kunci tidak bisa memastikan. Dari cerita yang ia dapat dari para sesepuhnya, Alquran itu merupakan peninggalan Raden Said alias Sunan Kaligaja.
Namun, ia tak bisa memastikan bahwa murid Sunan Bonang itu yang menulis ayat-ayat di Alquran tersebut.
“Ada juga sebuah pusaka yang saat ini sudah hilang,” tambahnya, menjelaskan tentang peninggalan yang lain.
Dikenal sebagai seorang seniman, toh tidak ada peninggalan benda-benda seni, terutama seni musik di petilasan itu.
Mun’in mengatakan, peninggalan Sunan Kalijaga dibidang seni musik tidak tercatat dalam cerita yang disampaikan leluhurnya.