Semarak Ramadan
Makam Gus Miek, Pencipta Dzikrul Ghofilin Banjir Peziarah Selama Ramadan, Juga Dari Luar Negeri
Di bulan Ramadan, jumlah peziarah ke makan Gus Miek makin banyak. Mereka tak jarang juga menginap disana.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
Rutinitas Imam di area makam Gus Miek selalu disi dengan kegiatan ibadah.
"Setiap hari mengaji di makam Gus Miek. Untuk mencari berkah dan sang Auliya'," ungkapnya.
Imam tak sendiri, ia bersama rekannya bernama Syarif hidayatullah (23), daru Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul, Trenggalek.
Keduanya, tinggal di sebuah bangunan persis di samping makam Gus Miek.
Menurut dia, saat ini ada 10 orang yang berasal dari berbagai daerah bermukim di makam Gus Miek.
"Ada satu orang dari Batam, satu dari Nganjuk, dua orang Mojokerto, Trenggalek dua orang, Kendal satu orang, Palembang satu orang dan Malang serta Jawa Barat masing-masing satu orang," imbuhnya.
Imam menjelaskan menunggu tradisi Dzikrul Ghofilin yang akan dilaksanakan pada malam jumat kliwon pekan depan.
Menurut dia, amalan utama dari Dzikrul Ghofilin adalah membaca surah Al fatihah sebanyak 1000
kali dan Asmaul husna satu kali.
Biasanya pagi hari akan dimulai semaak Al Quran Jantiko Mantab dan diteruskan setelah mahgrib Dzikrul Ghofilin.
"Kemudian dilanjutkan membaca Syi'ir Dzikrul Ghofilin dan kitab yang disusun oleh Gus Miek," ucapnya.
Dikatakannya, kegiatan itu akan dimulai sejak pagi sampai sampai selesai sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu diteruskan dengan ceramah.
Untuk biaya selama tinggal disini Imam dan sembilan rekannya tidak dipungut biaya. Hanya pada awal masuk ke area makam memberikan sumbangan seihklasnya untuk pembangunan area makam.
"Makan juga diberi oleh donatur. Setiap buka puasa dan sahur selalu diberi gratis," pungkasnya. (Surya/Mohammad Romadoni)