Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Semarak Ramadan

Berpuasa Sekitar 17 Jam, Mahasiswa Asal Surabaya yang Kuliah di Jepang Ini Punya Menu Makanan Khusus

Umat muslim yang tinggal di negara-negara dimana kaum muslim menjadi penduduk minoritas juga menjalankan puasa Ramadan.

Penulis: Edwin Fajerial | Editor: Edwin Fajerial
FACEBOOK.COM
Seorang mahasiswa asal Surabaya yang tengah belajar di Kobe University, Bambang Achmadi bersama istrinya, Wanginingastuti Mutmainnah waktu foto dengan latar belakang Istana Himeji, di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang pada Jumat (24/2/2017) 

TRIBUNJATIM.COM, KOBE - Umat muslim di seluruh dunia tengah menjalani ibadah puasa Ramadan.

Bahkan umat muslim yang tinggal di negara-negara dimana kaum muslim menjadi penduduk minoritas juga menjalankan puasa Ramadan.

Seorang mahasiswa asal Surabaya yang tengah belajar di Kobe University, Bambang Achmadi, merasakan tantangan puasa di Jepang yang penduduk muslim menjadi kaum minoritas di sana.

"Saya di Kobe mulai tahun 2015 sampai saat ini," kata Bambang saat dihubungi TribunJatim.com, pada Selasa (20/6/2017).

Bambang bercerita jika saat di Kobe dia harus berpuasa sekitar 16 sampai 17 jam.

Terhitung sahur dimulai pada pukul 03.00 pagi dan berbuka sekitar pukul 19.00 malam.

"Apalagi kalau ditambah dengan suhu udaranya yang bisa mencapai 25 derajat saat sudah mulai musim panas, tantangannya di situ," katanya lalu tertawa.

Karena itu, agar kuar puasa yang durasinya lebih lama dari Indonesia yang hanya sekitar 14 jam, dia biasanya mengkonsumsi air nabes (air dari kurma yang direndam), kurma, vitamin c, madu pada saat sahur.

Semuanya dikonsumsi agar kuat menjalankan aktivitas sehari harinya selama dia berpuasa.

"Kalau mau lebih kuat biasanya saya tambahkan susu nabes yaitu kurma direndam dengan susu, lalu susu dan kurmanya saya makan, itu pasti badan tambah kuat," katanya.

Untuk buka, dia kembali mengkonsumsi kurma dan vitamin c serta madu.

"Itu istilahnya sebagai takjil waktu buka," katanya.

Usai memakan itu dia baru makan makanan yang berat seperti nasi dan lauk pauk.

"Kalau nasi sama lauknya saya biasanya masak sendiri, kalau tidak beli di Kobe banyak orang Indonesia yang jual masakan Indonesia," katanya.

Saat ini, Bambang sedang berusaha mengerjakan thesis, karena itu dia selalu berusaha menyempatkan mengerjakan thesisnya sambil menunggu waktu sahur.

"Waktu sahur bisa dimanfaatkan untuk membuat thesis," ujarnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved