Pernah Ditukar dengan New York, Pulau di Indonesia Ini Jarang Terdengar Namanya, dan Nasibnya Miris
Tidak banyak yang mengetahuinya, tapi daerah ini sempat diperebutkan Inggris dan Belanda, dan ditukar dengan New York.
TRIBUNJATIM.COM - Sejak sebelum era kolonial, wilayah nusantara memang selalu menjadi bahan rebutan bangsa-bangsa dunia lainnya.
Singsasri misalnya, sebuah kerajaan di daerah Malang, Jawa Timur, yang hampir saja diserang oleh pasukan Kublilai Khan.
Kubilai Khan berencana menyerang Singasari karena untuk membalaskan dendam utusannya yang tewas terbunuh, sekaligus untuk melakukan ekspansi wilayahnya.
Baca: Anaknya Tersiram Kuah Bakso, Wanita Ini Minta Es Batu, Tapi Reaksi Pelayan Warungnya Bikin Muntab
Lalu, saat masuknya bangsa-bangsa Eropa ke wilayah nusantara, mereka juga mengincar sejumlah wilayah.
Mulai ujung barat, hingga ujung timur berusaha mereka kuasai.
Bahkan, bangsa-bangsa Eropa itu, di antaranya Portugis, Belanda, dan Inggris tidak jarang harus berperang antara sesama mereka sendiri demi memperebutkan kawasan di nusantara.
Baca: Lagi Sidak Pengamanan, Kapolrestabes Temukan Anggotanya Enak Molor di Pos, Reaksinya Tak Terduga
Ada berbagai hal yang menarik minat mereka untuk menjadi pengusasa di nusantara.
Satu di antaranya adalah sumber daya alam yang ada di dalamnya.
Berbagai wilayah di nusantara memang dikenal penghasil banyak sumber daya alam.
Baca: Sempat Dikira Hanya Mitos, dan Tak Pernah Ada, Ternyata Burung Garuda Benar-Benar Hidup dan Nyata
Satu sumber daya alam yang juga menjadi rebutan bangsa asing adalah pala.
Pada abad ke-14, pala memang sebuah komoditi yang menjanjikan bagi bangsa Eropa.
Oleh karena itu, tidak mengherankan, jika harga pala sangat tinggi saat itu.
Baca: Lagi Ramai Dibicarakan Soal Agamanya, Sosok Gajah Mada Juga Sering Disebut Mirip Pria Muslim Ini
Ada banyak kawasan di nusantara yang menghasilkan pala.
Namun, yang daerah yang menjadi primadona penghasil pala adalah Pulau Run, Maluku Tengah.
Bahkan, karena pala yang ada di Pulau Run itulah, Inggris dan Belanda sampai melakukan perjanjian alot.
Baca: VIDEO: Gus Dur Ungkap Pendiri Kerajaan Majapahit Beragama Islam, Penjelasannya Mengejutkan
Pada 25 Desember 1616, Kapten Nathaniel Courthope mencapai Run untuk mempertahankannya dari klaim VOC.
Kontrak dengan penduduk setempat ditandatangani yang menerima Raja Inggris sebagai pemimpin berdaulat pulau ini.
Setelah empat tahun pengepungan oleh Belanda dan pembunuhan Nathaniel Courthope dalam penyergapan tahun 1620, Inggris dan sekutu setempat meninggalkan pulau tanpa perlawanan.
Baca: Inilah Sosok Penyumbang Emas Monas, Nasibnya Tragis, Bukannya Dihargai, Malah Sering Masuk Penjara
Menurut Perjanjian Westminster yang mengakhiri Perang Inggris-Belanda Pertama tahun 1652-1654, Run harus dikembalikan ke Inggris.
Usaha pertama tahun 1660 gagal karena ketegangan dengan Belanda; setelah usaha kedua tahun 1665, para pedagang Inggris diusir pada tahun yang sama dan Belanda menghancurkan pohon-pohon pala.
Setelah Perang Inggris-Belanda Kedua tahun 1665-1667, Inggris dan Provinsi Bersatu Belanda membuat ketetapan dalam Perjanjian Breda: Inggris menduduki Pulau Manhattan yang ditempati secara tidak sah oleh Adipati York (kemudian menjadi James II, saudara dari Charles II) tahun 1664, dan mengganti namanya dari Amsterdam Baru menjadi New York City.
Baca: Disebut Bakal Jadi Kebanggaan, Tugu Pancoran Tak Pernah Diresmikan, Ada Kisah Tragis di Baliknya
Sedangkan, Run diserahkan kepada Belanda.
Monopoli Belanda terhadap pala runtuh setelah pemindahan pohon pala ke Ceylon (kini Sri Lanka), Grenada, Singapura dan koloni Britania lainnya tahun 1817 setelah pendudukan pulau utamanya, Banda Besar, tahun 1810 oleh Kapten Cole yang mendorong keruntuhan supremasi Belanda dalam perdagangan rempah.

Sampai sekarang masih ada pohon pala yang tumbuh di Pulau Run.
Baca: Bukan 7 Orang, Indonesia Ternyata Sudah Punya Presiden Sebanyak Ini, Nomor 2 Namanya Bikin Kaget
Saat ini kedua daerah itu memiliki kondisi yang jauh berbeda.
New York merupakan satu di antara tempat yang menjadi pusat aktivitas dunia.

Bahkan, New York juga disebut sebagai kota yang tidak pernah tidur.
Baca: Astaga, Usai Sahur Pria Ini Setubuhi Gadis di Bawah Umur, Saat Ditanya, Jawabannya Bikin Muntab
Kondisi berbeda terjadi pada Pulau Run.
Masyarakat dunia seolah sudah melupakannya.
Bahkan, bisa jadi tidak banyak masyarakat Indonesia yang pernah mendengar namanya.
(Diolah dari berbagai sumber)