Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Terungkap, Ternyata Dari Goa Inilah Air Suci Suku Tengger Untuk Ritual Diambil

Mereka datang dengan sejumlah bawaan sesaji mulai buah-buahan, sayuran, nasi campur, makanan ringan, dan ayam.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Mujib Anwar
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Sejumlah warga suku Tengger antre untuk mengambil air suci di Goa Widodaren di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) , Minggu (9/7/2017) siang. Pengambilan air suci yang dipercaya khasiat membawa berkah merupakan salah satu riual sebelum perayaan Yadnya Kasada. 

Empat sesepuh tengger ini berasal dari tokoh adat dari empat kabupaten yang dilewati Tengger. Setelah itu , mereka menyerahkan sesaji yang sudah dibawanya dari bawah ke sesepuh.

Selanjutnya, warga tinggal menyebutkan apa permintaannya ke sesepuh. Semisal, minta jodoh, rejeki, tinggal disebutkan.

Setelah itu, sesepuh tengger akan membacakan sebuah mantra. Tak lama, mereka diminta untuk mengambil air suci yang menetes di setiap dinding goa dan dibawa kembali ke sesepuh tengger.

Setelah itu, air akan diletakkan di atas bara api dan dicampuri bunga. Tak lama, sesepuh meminta kepada warga untuk minum air itu dan mengusapkannya ke muka mereka. Setelah itu mereka diperbolehkan pulang.

Bagi yang berkenan, diperbolehkan membawa air suci sebanyak mungkin tanpa ada aturan pengambilan. Namun, mereka harus rela mengantre dengan warga lainnya.

Sesepuh Tengger asal Desa Juwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Ponito mengatakan , tradisi mengambil air suci ini memang sudah menjadi tradisi turun temurun. Mata air di goa ini hanya boleh diambil sebelum kasada dan saat jumat legi.

"Air ini suci, dan dipercaya bisa membuat kulit tampak awet muda, lancar rejeki , lancar karir , menyembuhkan penyakit dan masih banyak lagi khasiatnya," katanya kepada Surya.

Dia menjelaskan, untuk sesaji ini sebenarnya tidak diwajibkan. Namun, berdasarkan sejarah dan cerita masyarakat tentang goa ini, maka siapapun yang datang harus membawa sesaji.

"Dulu, katanya disini itu dijadikan tempat bidadari myang turun dari kahyangan untuk mandi atau membersihkan diri. Suatu ketika, ada manusia meminta tolong bidadari ini yang kesulitan mendapatkan turunan," terangnya.

Selanjutnya, kata dia, bidadari itu, menyampaikan permintaan manusia pribumi itu ke Tuhan Yang Maha Esa.

Nah, dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan, manusia itu mendapatkan keturunan. Sang pria pun kegirangan dan akan berterima kasih ke bidadari itu.

"Wujud terima kasihnya dalam bentuk membawakan sesaji di goa itu. Makanya, goa itu disebut sebagai goa widodaren sampai sekarang ini," pungkasnya. (Suya/Galih Lintartika)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved